Kemarau Panjang, Sejumlah Warga Tegalrejo Gunungkidul Terpaksa Minum Air Keruh

Kemarau Panjang, Sejumlah Warga Tegalrejo Gunungkidul Terpaksa Minum Air Keruh

Warga Tegalrejo Gunungkidul menimba air di sumur yang airnya mash keruh.-DOK.-

GUNUNGKIDUL- DISWAYJOGJA– Warga Pedukuhan Padukuhan Ngipik RT 01 Kelurahan Tegalrejo, Kapanewon Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, harus berjuang keras untuk mendapatkan air bersih sejak terjadi kemarau panjang. Dengan berjalan kaki di jalan ekstrem, mereka akhirnya menemukan sumur, meski airnya keruh.

BACA JUGA:Wisata Kano di Jogja yang Cocok untuk Healing , Wisata Maritim yang Mirip seperti Wisata Kayak Thailand

Jumlah warga yang ada di pedukuhan tersebut hanya ada 7 kepala keluarga (KK). Salah seorang warga Ngipik, Hariyanti mengaku, bersama dengan tetangga perlu perjuangan untuk mendapat air dari sumber air terdekat, yakni sumur. Pihaknya menemukan sebuah sumur yang ditinggal pergi pemiliknya karena pindah rumah ke Klaten, Jawa Tengah. ”Sudah lama, sejak saya lahir sudah ada sumur. Sumurnya boleh digunakan warga,” kata Hariyanti.

Sayangnya, kata dia, kondisi air sumur tersebut keruh. Begitu pun saat dimasak muncul bau tanah. Padahal, air sumur itus ebelum dimasak sudah diendapkan terlebih dahulu. ”Air yang ada ini digunakan untuk mandi, makan dan minum,” ujar hariyanti.

BACA JUGA:Waspada! Kemarau, Tapi Potensi Hujan Masih Terjadi

Selain di sumur itu, Hariyanti mengaku ada sumber air lebih jernih. Namun, perlu waktu sekitar satu jam menuju ke lokasi tersebut dengan kondisi jalan ekstrim. Pihaknya berusaha mencari air untuk bisa memasak dan mandi dan tidak membeli air karena pertimbangan ekonomi.

”Kalau musim penghujan, bak penampungan kami bisa menampung air dan digunakan sehari-hari,” ucap Hariyanti.

Hariyanti bersama warga memprediksi air di dalam sumur yang selalu diambil tidak akan bertahan lama. Dia memperkirakan air sumur mampu bertahan tidak sampai satu bulan. Karena itu, pada saat air sumur itu habis, mereka terpaksa akan mengambil sumber yang lebih jauh. 

Ketua RT 01 Ngipik Suranto menambahkan, sumur yang diambil airnya oleh warga itu dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari sekitar 22 jiwa. Namun, memang diakui bahwa kondisi air dalam sumur tidak jernih. ”Kondisi air seputih susu, mengambil pagi, sorenya baru digunakan,” kata Suranto.

Sementara itu, Lurah Tegalrejo Sarjono mengatakan bahwa pihaknya sudah berupaya memberi kemudahan air bagi warga. Dimana saat ini pihaknya sedang berupaya melakukan pengeboran air dengan kedalaman 120 meter. ”Jika pengeboran mudah-mudahan air bisa sampai ke atas,” kata Sarjono.  (fat)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: