Menelisik Keberadaan Entitas Penjaga Nusakambangan, Nomor 3 Paling Menyeramkan!

Menelisik Keberadaan Entitas Penjaga Nusakambangan, Nomor 3 Paling Menyeramkan!

--

Di Pulau Nusakambangan pun, mitos tentang Akar Mimang adalah hal yang dipercayai oleh para sipir di Nusakambangan. Sehingga orang-orang disekitar Nusakambangan, menghindari pohon Mimang tersebut.

3. Kawuk

Menurut mitos dan cerita, Kawuk tergolong ke dalam binatang yang memiliki ukuran tubuh super besar. Dia diyakini masih kerabat dari Komodo dan Biawak namun ukurannya jauh lebih besar dari kedua binatang itu. Satu yang membedakan antara ketiganya adalah Kawuk dikatakan kerap menyantap mangsanya dalam posisi berdiri.

Belum ada bukti ilmiah yang menjelaskan soal makhluk tersebut. Kendati demikian, Kawuk dipercaya berpatroli mengitari penjara Nusakambangan dan tak segan-segan memakan para tahanan yang berkeliaran atau manusia yang mati dan dilempar keluar wilayah penjara.

4. Penunggu Mustika Biru

Di Pulau Nusakambangan, terdapat sebuah gua yang dikenal yaitu Gua Ratu. Ada sebuah cerita tentang seorang paranormal yang bertapa dua hari dua malam di Gua Ratu di Nusakambangan.

Setelah selesai bertapa, keluarlah mustika biru atau batu berwarna biru yang dipercaya sebagai batu alam gaib. Dengan kemunculan mustika biru itu, menyebabkan sang paranormal tak sadarkan diri  dan nyaris meninggal, namun ia masih beruntung karena ada petugas yang menyelamatkan.

Setelah sadar ia menyampaikan bahwa ada sosok penunggu mustika biru yang menyeramkan.

 

Diantara 4 makhluk diatas, Kawuk adalah yang paling populer dan keberadaannya diyakini bukan sekedar isapan jempol belaka. Diperkirakan binatang satu ini berasal dari Teluk Solok, Pangandaran, Jawa Barat.

Ada sebuah isu yang mengatakan bahwa Kawuk ini adalah jelmaan manusia. Seorang manusia yang semasa hidupnya mempelajari ilmu hitam dan sebelum meninggal menjelma menjadi Kawuk. Kebiasaannya memangsa manusia membuat warga sekitar Solok enggan untuk keluar rumah setelah matahari terbenam.

Masyarakat Cilacap maupum Pangandaran memiliki sebuah pantangan untuk tidak menyimpan mayat atau jasad di dalam rumah. Jasad yang disimpan di dalam rumah dapat memancing kehadiran kawanan Kawuk. Jadi, jika ada seorang yang meninggal di malam hari, masyarakat memilih untuk menguburkannya di malam itu juga, tanpa menunggu pagi hari. Hal ini untuk mencegah kedatangan kawanan kawuk.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: