5 Fakta Unik Kota Bandung, Pernah Jadi Ibukota Dua Benua

5 Fakta Unik Kota Bandung, Pernah Jadi Ibukota Dua Benua

--

Namun kondisi Bandung saat itu bak dusun perkampungan penuh perkebunan. Kenyataan yang membuat Pieter kebingungan untuk dapat memberikan pelayanan memuaskan pada para peserta kongres.

Sebuah ide lahir dari pria bernama Williem Schenk yang mengusulkan agar Pieter turut serta membawa perempuan cantik dari perkebunan kina di Pasirmalang.

kehadiran dan pelayanan wanita-wanita Bandung kala itu ternyata mendapat respons positif dari peserta kongres dan turut membawa gelaran berjalan sukses.

Sejak saat itu Belanda memberi julukan Bandung sebagai "De Bloem Der Indische Bergstede" yang berarti "Bunga dari Pegunungan Hindia Belanda." Sebuah julukan yang menjadi latar belakang sebutan Kota Kembang.

3. Lokasi film pertama di Indonesia

Bandung menjadi lokasi film pertama di Indonesia dengan judul Loetoeng Kasaroeng yang ditayangkan pada tanggal 31 Desember 1929. Lutung Kasarung merupakan legenda masyarakat dari Parahyangan, yang sering ditampilkan dalam seni pantun Sunda.

Berdasarkan catatan sejarah perfilman di Indonesia, Loetoeng Kasaroeng adalah film pertama yang diproduksi di Indonesia, yang waktu itu masih bernama Hindia Belanda.

Film yang ditayangkan di bioskop hanya berupa gambar bergerak tanpa ada suara sama sekali. Film bisu ini dirilis pada 1926 oleh NV Java Film Company, dengan dua sutradara asal Belanda, G Kruger dan L Heuveldrop.

Meski disutradarai oleh orang Belanda, para pemain film atau aktor dan aktrisnya diambil orang pribumi. Film Loetoeng Kasaroeng tercatat pernah dibuat ulang dua kali, 1952 dan 1983.

4. Perguruan Tinggi Teknik Pertama di Hindia Belanda

Pada Tanggal 3 Juli 1920 Kota Bandung memiliki Perguruan Tinggi pertama di Hindia Belanda, namanya adalah Technische Hoogeschool te Bandoeng yang disingkat TH te Bandoend atau THB.

Pada Sabtu, 3 Juli 1920, jam 09.00 berlangsung upacara pembukaan Technische Hoogeschool te Bandoeng di gedung utama timur. Acara ini dihadiri oleh para tokoh Hindia Belanda, anggota Raad van Indie, para direktur departemen, anggota Dewan Rakyat, dan berbagai pejabat pemerintah.

Setelah THB resmi dibuka, tanggal 5 Juli 1920 terdapat 28 mahasiswa yang terdiri dari 22 orang Eropa, 2 pribumi, dan 4 orang Tionghoa mulai menjalani pendidikan di sana.  Masa studi yang harus ditempuh selama bersekolah di THB adalah empat tahun, bergelar insinyur seusai pendidikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: