Dibalik Film Bumi Manusia, Ternyata Ada 5 Perkara yang Bisa Kita Pelajari

Dibalik Film Bumi Manusia, Ternyata Ada 5 Perkara yang Bisa Kita Pelajari

Minke dengan Annaliese di Film Bumi Manusia--

DISWAY JOGJA - Bumi Manusia (2019) memang jadi salah satu film yang paling dinantikan dan diantisipasi di tahun 2019. Film ambisius dari sutradara Hanung Bramantyo ini, diangkat dari novel berjudul yang sama, karya Pramoedya Ananta Toer. Bahkan tidak mudah untuk rumah produksi Falcon Pictures, memilih kru serta pemeran yang tepat untuk film ini.

Ada banyak alasan dibalik rasa bimbang ini, namun semuanya terbayar dengan kesuksesan yang diraih oleh Bumi Manusia.

Film ini menjadi salah satu film sukses yang meraih hingga 1,3 juta penonton dan mendapatkan pemasukan yang cukup fantastis. Namun tahukah kamu, ada berbagai hal unik yang terjadi dibalik layar pembuatan film Bumi Manusia.

Pasti pada ingin tahun dong, kira-kira fakta apa saja sih dibalik pembuatan film Bumi Manusia ini? Untuk mendapatkan informasinya, jangan lupa untuk membacanya di bawah ini.

 

1. Menuai Pro dan Kontra

 

Dibalik rasa excited para penonton yang sudah lama menantikan Bumi Manusia (2019) versi film, ternyata tetap saja ada kontroversi.

Meski film ini diadaptasi dari novel karya Pramoedya Ananta Toer, sang sutradara tetap bisa mengeksplore skenarionya. Tapi yang membuat netizen terpecah, justru karena kehadiran Iqbaal Ramadhan sebagai pemeran utama di film ini.

Bagi sebagian orang, kehadiran Iqbaal Ramadhan disebut sebagai salah satu cara untuk memperkenalkan sejarah kepada millennials. Namun bagi sebagian orang, mereka meragukan Iqbaal Ramadhan adalah sosok yang pas untuk memerankan karakter Minke.

Banyak orang yang mengatakan, ada banyak sekali sosok aktor muda yang lebih menjanjikan dibanding Iqbaal Ramadhan. Selain Iqbaal Ramadhan, terpilihnya Hanung Bramantyo sebagai sutradara juga sempat diragukan para penggemar versi novelnya.

Hal ini berkaitan dengan kegagalan Hanung, saat ia menggarap remake dari film Benyamin Biang Kerok (2018). Banyak penggemar yang khawatir, Hanung tidak bisa menunjukkan esensi dan nilai-nilai penting yang ada dalam novel tersebut. 

 

2. Kemungkinan Akan Jadi Trilogi

 

Ketika Hanung Bramantyo menghadiri penayangan pertama Bumi Manusia (2019) di XXI Epicentrum, Kuningan. Sang sutradara sempat memberikan bocoran mengenai berbagai kemungkinan mengenai film garapannya tersebut. Secara gamblang Hanung Bramantyo mengungkapkan, bahwa kemungkinan film ini memang akan dibuat triloginya.

 

Kalau dari sisi novel, Bumi Manusia adalah novel pertama yang tergabung dalam rangkaian Tetralogi Buru. Pramoedya Ananta Toer merilis tiga buku lainnya, yaitu Anak Semua Bangsa (1981), Jejak Langkah (1985) dan Rumah Kaca (1988). Tak sampai di situ saja, Hanung juga memberikan rincian mengenai rencana pembuatan film tersebut.

 

Untuk film kedua, kemungkinan kisahnya akan menggabungkan antara novel seri pertama dan seri kedua. Sementara untuk film ketiga, Hanung mengungkapkan kemungkinan ceritanya akan pure mengambil dari seri kedua yang berjudul Anak Semua Bangsa. Tapi untuk kapan akan digarap dan dirilis, Hanung Bramantyo masih mengubur informasi ini dari awak media.

Tapi informasi ini membuat banyak penggemar merasa penasaran, apalagi fil Bumi Manusia bisa dikatakan sukses. Sehingga banyak sineas yang berharap, jika rencana-rencana yang disampaikan oleh Hanung Bramantyo bisa benar-benar terealisasikan.

 

3. Hanung Bramantyo Buat Museum Bumi Manusia

 

Pasca membuat film Bumi Manusia (2019), Hanung Bramantyo mengungkapkan bahwa ia memang penggemar Pramoedya Ananta Toer. Tak ingin membiarkan karya masterpiece ini dilupakan oleh masyarakat, Hanung Bramantyo melakukan langkah serius.

Dibangun di kawasan Studio Alam Gaplong, Kabupaten Sleman, ia sengaja membuat Museum Bumi Manusia.

Fyi, museum ini berdiri di lokasi yang menjadi setting dari rumah Nyai Ontosoroh yang diceritakan sebagai ibu kandung dari Annelies. Ada aturan ketat yang perlu dipatuhi oleh para penggemar film dan novelnya, jika ingin berkunjung ke Museum Bumi Manusia. Dalam 30 menit, hanya ada 10 pengunjung saja yang boleh masuk ke dalam rumah dua lantai tersebut.

Hal ini dikarenakan kondisi rumah tempat Minke dan Annelies bertemu pertama kali ini, kondisinya sudah agak rapuh. Selain itu, ia ingin menghormati keluarga Pramoedya Ananta Toer yang sudah memberikannya izin untuk membangun museum tersebut. Karena pada dasarnya, museum ini dibuat untuk menjadi tempat bagi para penggemar sang novelis.

Selain itu, pembuatan Museum Bumi Manusia ini juga menjadi apresiasi Hanung untuk perjuangan Pramoedya Ananta Toer. Ia ingin membuat anak-anak generasi seterusnya paham, bahwa ada sosok hebat yang perlu mereka apresiasi.

 

4. Pengorbanan Hanung Bramantyo

 

Setelah proses pemilihan yang panjang, akhirnya Falcon Pictures memutuskan bahwa Hanung Bramantyo adalah sutradara pilihan mereka.

Merasa sangat excited dan terhormat diberikan mandat untuk menggarap Bumi Manusia (2019), ternyata ada perjuangan besar dibalik hal ini. Dikutip dari Kompas, Hanung sampai meluangkan waktunya selama satu tahun untuk fokus di film ini.

Hanung Bramantyo tidak memikirkan soal uang, ia hanya ingin membuat sebuah karya untuk menghormati Pramoedya Ananta Toer. Bahkan dengan gamblang Hanung mengutarakan, bahwa ia hidup dengan uang dari sang istri yang kerap menerima endorse. Namun Hanung Bramantyo tidak memaksakan para kru dan pemeran untuk mengikuti langkahnya.

Namun ada satu hal yang ia minta, konsistensi mereka ketika proses syuting di mulai. Bahkan ia meminta semua orang untuk berkomitmen, untuk berkonsentrasi saat bekerja. Hanung tidak ingin berurusan dengan orang-orang yang problematik selama pembuatan film ini. Makanya syuting Bumi Manusia (2019) menjadi tantangan terbesar sepanjang karirnya.

 

5. Film Terbaik Mawar Eva De Jongh

 

Selain Iqbaal Ramadhan, Mawar Eva De Jongh juga memberikan kesan-kesannya saat bermain di film Bumi Manusia (2019). Aktris muda ini mengaku sangat beruntung, pasalnya ia bisa bertemu dengan banyak sineas senior yang luar biasa. Makanya hal ini menjadi pacuan baginya, untuk bisa menunjukkan akting terbaiknya agar bisa mengimbangi para senior.

Penampilan Mawar Eva De Jongh di film ini memang mendapatkan banyak masukan yang positif. Bahkan Mawar masih tidak percaya, bahwa ia dipercaya untuk menjadi pemeran utamanya.

Padahal saat itu, Mawar Eva masih berusia 16 tahun dan masih baru di industri perfilman Indonesia. Bagi Mawar, Bumi Manusia (2019) menjadi karya terbaik dan tidak pernah dilupakannya sepanjang karir.

 

Inilah beberapa fakta menarik dibalik pembuatan film Bumi Manusia (2019). Memang tidak mudah bagi para kru dan pemeran untuk bisa merealisasikan kehidupan di tahun 80-an. Namun dengan usaha yang maksimal, film garapan Hanung Bramantyo ini berhasil memenuhi ekspektasi banyak orang

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: layarkaca