5 Destinasi Anti Mainstream di Yogyakarta Untuk Penikmat Seni dan Sastra

5 Destinasi Anti Mainstream di Yogyakarta Untuk Penikmat Seni dan Sastra

--

Kebun Bibi tidak terletak di pusat kota Jogja yang gampang disentuh oleh turis – turis pengejar eksistensi. Dia memang pilihan yang tepat dan secara signifikan ditujukan untuk orang yang benar – benar menyukai buku. Berlokasi di sebuah perumahan kecil, kebun bibi menyapa setiap pengunjungnya dengan suasana hangat dan intim.

Koleksi buku yang ditawarkan memang tak sebanyak toko buku pada umumnya, hanya beberapa rak saja. Tetapi, jangan khawatir, disini kita hanya akan menemukan buku – buku berkualitas. Semua buku disini juga bernilai orisinil dari berbagai negara. Konsekuensinya tentu saja bahasa pengantar seluruh buku yang berupa bahasa asing (tidak hanya inggris, ada beberapa yang berbahasa perancis, mandarin, dan latin).

Ada dua pilihan yang ditawarkan untuk membacanya, kita bisa membaca langsung di lokasi sampai jam operasional kedai tutup, dengan ditemani berbagai kudapan dan selingan diskusi bersama pemilik. Ataupun cara kedua yang menjadi favorit sebagian pengunjung, yakni mengadopsi koleksi buku disana untuk dimiliki pribadi. Hanya berkisar lima belas ribu rupiah sampai tujuh puluh ribu rupiah, kita bisa membawa pulang buku tersebut.

4. Kedai Basa-Basi

Jogja malam hari adalah waktu yang pas untuk orang – orang pintar tanpa jabatan dan seragam berkumpul. Kafe Basa – Basi adalah satu dari sekian banyak tempat yang mampu menghadirkan sastrawan lokal, seniman jalanan, para akademisi, kalangan penulis, untuk saling berdiskusi. Ditemani secangkir kopi atau teh yang mengepul, laki – laki dan perempuan disana membicarakan banyak hal tentang hidup dengan beragam teori dan pandangan filsafat.

Kafe Basi – Basi juga serupa identitas yang dimilki oleh banyak kedai kopi lainnya di jogjakarta, yang bukan saja menyuguhkan kopi dan makanan, atau paling banter seperti kedai – kedai kopi di kota besar yang juga berjualan indahnya tempat kongkow sebagai spot foto. Melainkan sebuah kedai yang membungkus dirinya dengan elemen – elemen penyentuh rasa estetis seseorang melalui seni dan sastra.

Kita tidak perlu heran dengan wajah kedai, kafe, bahkan yang sesederhana warung kopi di jogja yang menyublim sebagai galeri dan perpustakaan, justru ramai oleh pengunjung. Sementara kafe, kedai dan sejenisnya yang menawarkan konsep kekinian malah tidak berusaha diakrabi oleh banyak masyarakat. 

5. Lir Shop

Siapa sangka rumah asri yang kesepian di Jalan Anggrek, Kawasan Gondokusuman Jogjakarta ini mengandung banyak hal sempurna, untuk pecinta seni dan sastra?

Ya, Lir Shop namanya.

Sebuah rumah yang didalamnya menyimpan buku – buku koleksi kaya wacana. Bukan hanya itu, jika beruntung pengunjung yang datang akan bisa menikmati beberapa karya seni, karena Lir Shop juga menyediakan dua kamar dalam rumah sebagai galeri kecil bagi seniman lokal yang hendak melangsungkan solo exhobition.

Lir, juga benar – benar sangat tepat sebagai tempat menyendiri. Suasana yang sepi dari hiruk pikuk akan memudahkan kita untuk memusatkan diri pada inspirasi. Suasana sepi disini bukan sekedar tagline dan dibuat – buat. Untuk itu, pengunjung yang hanya berpura – pura menyukai seni dan sastra, serta tidak terlalu suka sendirian pasti tidak akan mampu berlama-lama singgah di tempat yang begitu istimewa ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: