Lepas Konvoi Mobil Unit Penerangan, BKKBN Optimistis Capai Target Penurunan Stunting 14 Persen pada 2024
--
"Tinggalkan cara-cara rutin. Lakukan inovasi dan manfaatkan teknologi. Berikan kontribusi nyata dengan mengedepankan kepentingan masyarakat," tegas Hasto mengingatkan jajarannya.
Adapun ujung tombak BKKBN di lini lapangan adalah Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) dan sub PPKBD, kader KB hingga Tim Pendamping Keluarga.
"Mari, bersama para pejuang lini lapangan kita bergerak bersama melakukan percepatan penurunan stunting," kata Hasto Wardoyo, dengan menambahkan bahwa BKKBN memiliki petugas di lini lapangan yang jumlahnya ratusan ribu.
Hasto juga menjelaskan bahwa pelaksanaan program Bangga Kencana dan penurunan stunting dilakukan dengan pendekatan pentahelix atau multipihak. Artinya, semua pihak bersatu padu mengembangkan inovasi dan pengetahuan dalam upaya menyukseskan program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting.
Pada bagian lain sambutannya, Hasto mengatakan bahwa Sumatera Selatan (Sumsel) merupakan salah satu dari tiga provinsi yang capaian prevalensi stuntingnya berada di posisi ketiga nasional, lebih rendah dari angka nasional.
Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), pada 2021 prevalensi stunting di Sumatera Selatan sebesar 24,8 persen dan turun 18,6 persen di 2022. Angka ini lebih rendah dari prevalensi stunting nasional sebesar 21,6 persen di 2022.
"Sebanyak 16 Kabupaten dan kota di Sumsel telah turun prevalensinya, hanya Kabupaten Banyuasin justru naik dari 22 persen pada 2021 menjadi 24 persen tahun 2022," ungkap dr. Hasto.
Menurut Hasto, bukan hal mudah menurunkan stunting di Kabupaten Banyuasin. "Ini karena beberapa wilayahnya tidak terhubung dengan transportasi darat dan letaknya jauh dari ibukota kabupaten," ujar Hasto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: disway.id