Lihat! Alat yang Digunakan Pelaku Pengeroyokan Suporter PSS Sleman, Polisi: Sudah Dipersiapkan oleh Mereka

Lihat! Alat yang Digunakan Pelaku Pengeroyokan Suporter PSS Sleman, Polisi: Sudah Dipersiapkan oleh Mereka

Barang bukti penganiayaan terhadap suporter PSS Sleman Aditya Eka Putranda. Foto: JPNN--

SLEMAN, JOGJA.DISWAY.ID - 12 pelaku pengeroyokan seorang suporter PSS Sleman, Aditya Eka Putranda hingga meninggal dunia, tergabung dalam kelompok suporter PSIM Yogyakarta, Brajamusti.

Mereka adalah HN (40), AE (21), KI (26), YM (22), AP (29), AE (18), AS (20), SM (37), AB (19), RF (22), FS (31) dan JN (17). keduabelas tersangka sudah ditangkap dan telah dijadikan tersangka.

Kasatreskrim Polres Sleman AKP Ronny Prasadana menyampaikan kronologis, bahwa peristiwa terjadi di palang pintu kereta api Dusun Mejing Kidul, Ambarketawang, Gamping, Sleman pada Minggu dini hari 28 Agustus 2022.

BACA JUGA:PSIM Yogyakarta Menyampaikan Duka untuk PSS Sleman, Bima: Minta Semua Pihak Menahan Diri

Korban dan tiga temannya hendak pulang seusai menyaksikan laga PSS Sleman vs Persebaya Surabaya di Stadion Maguwoharjo.

Sebelum kejadian, kelompok korban berhenti di palang pintu karena ada kereta api yang akan lewat sekitar pukul 23.00 WIB.

Kemudian, saat berada di Jalan Bibis, Meijing Kidul, Ambarketawang, Gamping itu kelompok korban didatangi oleh kelompok pelaku.

"Selanjutnya terjadilah penganiayaan secara bersama-sama sehingga menyebabkan salah seorang korban meninggal dunia dan yang lainnya terdapat luka bacok," kata AKP Ronny.

Aditya sempat dibawa ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping, tetapi nyawanya tak terselamatkan.

BACA JUGA:Sultan HB X Ingin Jogja Fashion Week jadi Agenda Tahunan

Dari tangan pelaku, polisi mengamankan sejumlah barang bukti berupa tujuh botol molotov, pipa besi, sangkur, celurit kecil, stik, kembang api hingga pedang.

"Terkait alat ini sudah dipersiapkan oleh mereka. Berarti sudah ada perencanaan awal untuk kisruh," ucapnya.

AKP Ronny mengatakan pihaknya bakal mendalami kelompok suporter Brajamusti ini karena kejadian yang menewaskan suporter di Sleman tak hanya sekali terjadi.

Langkah ini diambil agar kelompok suporter tersebut mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jpnn