Bupati Tegal Mandikan Kambing Kendit di Acara Ruwat Bumi Guci 2022

Bupati Tegal Mandikan Kambing Kendit di Acara Ruwat Bumi Guci 2022

Bupati Tegal Umi Azizah saat memandikan Kambing Kendit di Pancuran 13 dalam Ruwat Bumi Guci 2022. (Istimewa)--

TEGAL (Disway Jogja) - Agenda tahunan tradisi Ruwat Bumi Guci 2022 berlangsung meriah di area Objek Wisata Guci, Kabupaten Tegal. Sejumah agenda mewarnai kegiatan tersebut. Hadir daam kesempatan itu, Bupati Tegal Umi Azizah. Keinginan pun disampaikan saat memberikan sambutan dalam mempimpin upacara itu.

 

Pagi itu masyarakat Guci dan wisatawan tumpah ruah menyaksikan prosesi acara Ruwat Bumi Guci. Mereka melihat arak-arakan gunungan hasil bumi, upacara ruwatan, hingga pemandian kambing kendit di pancuran 13.

 

Dengan mengenakan pakaian adat jawa atau tegalan dan mengusung gunungan hasil bumi, peserta Ruwat Bumi Guci berjalan menuju lapangan objek wisata Guci yang berlokasi di depan Kantor UPTD Guci. 

 

Tak hanya arak-arakan gunungan, iring-iringan musik gendingan lagu Jawa dan tari Guci pun memeriahkan acara Ruwat Bumi Guci

tersebut.

 

Umi Azizah yang memimpin upacara hingga memandikan kambing kendit mengatakan bahwa Ruwat Bumi Guci merupakan wujud penghormatan kepada para leluhur.

 

Sekaligus para pendahulu yang telah mewariskan kekayaan alam kepada anak-cucunya berupa hamparan lahan pertanian yang tetap subur, udara dan air yang tidak tercemar, dan hutan yang terjaga kelestariannya.

 

”Kita sebagai generasi penerusnya pun dapat melanjutkan dan mengolah warisan ini untuk kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dengan tetap memperhatikan keseimbangan alam,” katanya.

 

Hasil bumi yang memelimpah, kunjungan wisatawan Guci yang terus meningkat, kata Umi, adalah berkah dari ikhtiar masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan dan kebersihan lingkungan.

 

”Tidak kalah pentingnya keramahan kita pada alam juga pengunjung obyek wisata Guci. Karena itu, saya sangat mendukung acara ini, tradisi baik ini, kekayaan bangsa ini yang harus terus dilestarikan,” tandas Umi Azizah.

 

Selain menjadi daya tarik wisata, Umi menjelaskan, ada nilai-nilai universal yang terkandung pada prosesi ruwat bumi ini.

 

”Pertama, bahwa ruwat bumi menyadarkan kita bahwa ada yang lebih berkuasa dalam menentukan hidup dan kehidupan ini beserta seluruh isinya, yaitu Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa,” katanya.

 

Selanjutnya, kata Umi, mengingat jasa-jasa para pendahulu yang telah mewarisi kondisi lingkungan alam yang terjaga baik, tidak rusak oleh tangan-tangan jahil, tidak dirusak oleh kepentingan ekonomi sesaat.

 

”Karena itu, kita sebagai generasi penerus pun wajib menjaganya. Menjaganya dari apa? ya tentu dari segala sesuatu yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan baik secara fisik maupun nonfisik, seperti sampah, polusi udara, pencemaran air dan tanah, termasuk menjaga citra kawasan Guci ini sebagai destinasi wisata keluarga,” jelasnya.

 

Ketiga, penyelenggaraan Ruwat Bumi Guci yang merupakan hajatan bersama.

 

”Terakhir, saya titip pesan agar Ruwat Bumi Guci ini terus dilestarikan, dikembangkan dan dikemas semakin apik lagi serta dipromosikan lebih gencar lagi,” imbaunya.

 

Dalam kesempatan itu, Umi juga menginginkan tradisi Ruwat Bumi ini sebagai agenda tahunan yang tercatat dalam listing wisata budaya nasional.

 

”Minimal di regional Jawa Tengah,” tegasnya. Selain itu, Ruwat Bumi Guci sudah harus menghiasi hastag Pesona Indonesia di media sosial dan pemberitaan online.

 

”Agenda Ruwat Bumi Guci harus menjadi viral, menjadi agenda yang dinanti publik, yang ditunggu-tunggu pencinta pariwisata. Utamanya mereka yang ada di luar daerah. Karena itu, kerja sama yang baik dan kolaborasi semua pihak menjadi kunci keberhasilannya,” tandasnya. (fat)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jpnn.com