Komisioner Komnas HAM Ini Ingin Bertemu Istri Ferdy Sambo, Katanya Penting!

Komisioner Komnas HAM Ini Ingin Bertemu Istri Ferdy Sambo, Katanya Penting!

Penyidik akhirnya menemukan bukti baru terkait kematian Brigadir J dari CCTV di sekitar Rumah dinas Irjen Ferdy Sambo --

JAKARTA (Disway Jogja) – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengusut kematian Brigjen J dalam kasus baku tembak dengan Bharada E di rumah Irjen Ferdy Sambo di kompleks Perumahan Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (7/8/2022).

Baku tempak itu dipicu oleh teriakan istri Irjen Ferdy Sambo yang diduga mengalami pelecehan.

Brigjen J adalah ajudan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, seorang anggota Brimob yang juga menjadi sopir istri Ferdy Sambo. Sementara itu, Barada E adalah anggota Brimob yang diperbantukan menjadi ajudan Irjen Ferdy Sambo.

Komisioner Komnas HAM Choirul Anam berharap pihaknya bisa bertemu dengan istri Ferdy Sambo secara langsung untuk mengumpulkan keterangan terkait kematian Brigadir J.

BACA JUGA:Jenderal asal Madiun Ini Bawa Kabar Terbaru Terkait Baku Tembak di Rumah Ferdy Sambo

Choirul Anam mengatakan pihaknya menghormati keputusan istri Ferdy Sambo jika ingin mendapat pendampingan psikologis.

"Kalau memang dibutuhkan pendamping psikologis, Komnas HAM setuju dan menghormatinya," kata Choirul Anam dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (17/7).

Pria kelahiran Malang itu mengatakan Komnas HAM juga akan meminta keterangan dari dokter forensik, polisi, dan tim siber yang menangani kasus tersebut.

Ferdy Sambo juga akan dimintai keterangan atas kematian Brigadir J.

Chorul Anam menjelaskan, pengumpulan data-data dan keterangan dari berbagai pihak tersebut sangat dibutuhkan agar peristiwa baku tembak yang terjadi di rumah dinas Ferdy Sambo dapat semakin jelas diungkap.

Komnas HAM juga sudah mengumpulkan informasi atau keterangan dari keluarga Brigadir J di Provinsi Jambi.

Langkah itu dilakukan sebagai tahap awal dalam mengusut kematian sopir istri Ferdy Sambo itu.

BACA JUGA:AJI dan LBH Pers Protes ke Kapolri, Terkait Intimidasi Wartawan Saat Meliput di Sekitar Rumah Ferdy Sambo

"Kami diberikan banyak keterangan, banyak foto, dan video oleh pihak keluarga," kata Choirul Anam, alumnus Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang.

Anam mengatakan, yang paling penting ialah bagaimana foto dan video tersebut diambil dan seperti apa konteksnya, termasuk keterangan keluarga Brigadir J yang mengaku ada pihak meretas telepon seluler.

"Kami mendapatkan informasi kapan peretasan dilakukan, polanya seperti apa, dan lainnya," tambah pria kelahiran 25 April 1977 itu.

Komnas HAM juga mendapat keterangan adanya polisi yang datang dalam jumlah besar ke rumah keluarga korban Brigadir J di Jambi.

Komnas HAM juga berharap dan mendorong masyarakat, apabila menemukan atau mengetahui informasi terkait kasus tersebut, bisa menyampaikan langsung ke lembaga itu.

Dia menegaskan Komnas HAM akan bekerja secara imparsial dan objektif dalam melihat kasus tersebut.

"Oleh karena itu, kami mau masuk dan mendalami tahapan ini berdasarkan fakta," ujarnya.

Dia mengatakan Komnas HAM juga tidak menutup kemungkinan untuk melibatkan sejumlah ahli apabila hal diperlukan. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jpnn