Sering Mengisolasi Diri dari Lingkungan? Ternyata Ini Nama Penyakitnya

Sering Mengisolasi Diri dari Lingkungan? Ternyata Ini Nama Penyakitnya

Hikikomori, Image oleh Saydung89 dari Pixabay---fin.co.id-fin.co.id

JAKARTA (Disway Jogja) - Kebanyakan dari kita di Indonesia tidak terlalu familier dengan istilah hikikomori. Namun Anda mungkin pernah mendengarnya dari judul sebuah anime.


Hikikomori sendiri adalah julukan bagi orang yang suka mengisolasi dirinya dari kehidupan social. Pertanyaannya, apakah hikikomori ini sebuah penyakit atau gangguan pada mental?

Menurut ahli, via KlikDokter, orang yang suka menyendiri dan menghindari lingkungan tempat tinggalnya, setidaknya dalam kurun waktu enam bulan, adalah mereka yang masuk dalam kategori hikikomori.

Jangankan dengan orang-orang di lingkungan rumahnya, seorang hikikomori juga bisa menghindari kontak dengan anggota keluarganya sendiri, dengan mengurung diri di dalam kamar.

Berdasarkan hasil survei tahun 2015 di Jepang, setidaknya terdapat 541 ribu pelaku hikikomori, dan berusia mulai dari 15 hingga 39 tahun.

Menariknya lagi, lewat sebuah survei 2018, ditemukan lebih banyak pelaku hikikomiri yang dengan jumlah 613 ribu orang. Yang tidak kalah menariknya, dari 600 ribuan hikikomori ini, adalah mereka yang berada di rentang usia 40 hingga 64 tahun.

Menurut ahli, alasan mengapa seseorang menjadi hikikomori dan mengurung dirinya ada kaitannya dengan masalah depresi yang mereka hadapi dalam hidup.

Gangguan kecemasan dan masalah pribadi juga disebut sebagai alasan mengapa seseorang dari remaja hingga yang lansia, memilih jadi seorang hikikomori dan menjauhkan diri dari manusia lain.

Gangguan Kecemasan akibat Konsumsi Kopi dan Teh

Belakangan Anda merasa cemas berlebihan? Mau itu soal kesehatan Anda, situasi di sekitar Anda, atau segalanya yang membuat diri Anda merasa tidak nyaman?

Penyebabnya mungkin pada konsumsi kafein Anda. Ya, menurut ahli, baik kopi maupun teh yang rutin Anda minum, bisa jadi ada kaitannya dengan kondisi ini.  

Meski memiliki manfaat sehat, namun ketika dikonsumsi secara berlebihan, kopi dan teh dapat meningkatkan potensi kecemasan, atau memperburuk gangguan kecemasan yang sebelumnya sudah ada.  

Kecemasan sendiri adalah respon tubuh terhadap situasi, yang kita anggap sebagai membahayakan atau mengkhawatirkan.

Dan kafein, menurut pakar, dapat memaksa tubuh untuk merasakan ancaman yang sebenarnya tidaklah pernah ada.  

Pada mereka yang sudah punya masalah dengan kecemasan atau berjuang melawan serangan panik, konsumsi kafein dapat memperburuk kondisi yang ada.  

Berikut ciri-ciri yang ditunjukan tubuh, saat konsumsi kafein berdampak negatif terhadap mereka yang mengkonsumsinya, seperti dilansir Psycom:

1. Mudah marah
2. Gangguan tidur
3. Tidak mudah lelah
4. Mata berkedut
5. Kepala pusing
6. Jantung berdebar
7. Mood tak terkontrol
8. Mual dan muntah
9. Diare. (fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jpnn.com