Kesempatan Firli Bahuri jadi Presiden Terganjal Proses “Simsalabim” di Parpol

Kesempatan Firli Bahuri jadi Presiden Terganjal Proses “Simsalabim” di Parpol

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri/RMOL--

JAKARTA (Disway Jogja) - Hasil vote menampilkan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri berada di urutan kedua dengan perolehan pemilih sebanyak 13.833 dukungan atau 16,85 persen dari total 82.093 dukungan.

Artinya, Firli Bahuri dianggap mempunyai keunggulan tersendiri dibanding para nominator "9 Capres 2024".

Akan tetapi melihat realitas politik di Indonesia, keunggulan Firli untuk menjadi capres atau cawapres akan berbenturan dengan proses "simsalabim" di partai politik (parpol).

BACA JUGA:Puji Tinggi PDIP dan PKB, Anis Matta: Kritik Parpol Jualan Tiket Capres

Hal itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto menanggapi hasil RMOL Vote itu.

"Keunggulan Firli Bahuri dibandingkan para nominator lainnya adalah rekam jejak sebagai penegak hukum dan Ketua KPK," ujar Satyo kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (30/6).

Karena menurut Satyo, persoalan akut bangsa Indonesia adalah keadilan di depan hukum. Sosok Firli pun dianggap bisa menjawab persoalan tersebut.

"Namun realitas politik di Indonesia memiliki kenyataan berbeda, begitu juga harapan masyarakat sudah pasti akan terbentur dengan proses 'simsalabim' yang ada di parpol," kata Satyo.

BACA JUGA:9 Capres 2024: Anies Berada di Puncak Klasemen, AHY Dipepet Firli Bahuri, Ganjar dan Puan?

Di mana, kata Satyo lagi, orang yang memiliki segala keunggulan untuk jadi presiden lebih sering dikalahkan oleh proses "kimiawi", yaitu dengan bungkus penjaringan oleh parpol.

"Sehingga pada akhirnya capres yang dicalonkan oleh parpol sebenarnya bukan berasal dari harapan masyarakat," pungkas Satyo. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: rmol.id