Target Wisata Bantul Dipasang Realistis, Cuaca Jadi Penentu Utama Kunjungan

"Tidak hujan, insyaallah. Tingkat kunjungan lumayan,” lanjutnya.

Ia mengatakan sosialisasi telah dilakukan secara menyeluruh melalui berbagai kanal komunikasi, mulai dari jejaring media lokal hingga surat resmi kepada pelaku wisata.

“Baik melalui jejaring media Bantul, Telisik Bantul, maupun surat dari Dinas Pariwisata, semua sudah kita sampaikan,” tuturnya.

Menurutnya, penertiban layanan mencakup berbagai aspek, termasuk layanan A2, bantuan kepada wisatawan, serta imbauan terkait praktik perdagangan di kawasan wisata. 

Salah satu fokus utama adalah pemasangan harga dagang yang jelas, termasuk pada kemasan produk, agar wisatawan memperoleh kepastian sejak awal.

“Ada tindak lanjut untuk pemasangan harga dagang, termasuk kemasan dan transparansi harga. Ini sudah kita sampaikan kepada seluruh pelaku wisata, pengelola destinasi, maupun asosiasi-asosiasi yang ada,” sebutnya.

BACA JUGA : Retribusi Hampir Tembus Target, Pariwisata Sleman 2025 Tunjukkan Sinyal Kuat Pulih

BACA JUGA : Dinas Pariwisata DIY Pastikan Tak Ada Penutupan Destinasi Meski Berpotensi Longsor

Ia menegaskan, pelaku wisata wajib menginformasikan secara terbuka teknis layanan yang diberikan, termasuk rincian harga. Transparansi dinilai penting untuk mencegah kesalahpahaman yang dapat merugikan wisatawan.

"Ke depan, jika ada pelanggaran atau penutupan sepihak, akan ada teguran. Namun pendekatan utama tetap pembinaan, karena praktik seperti itu mencoreng citra pariwisata dan bisa membuat wisatawan kapok datang kembali,” imbuhnya.

Pemkab Bantul berharap upaya ini dapat menciptakan ekosistem pariwisata yang sehat dan berkelanjutan. 

Dengan layanan yang jelas dan harga yang transparan, wisatawan diharapkan merasa aman dan nyaman saat berkunjung.

“Sampai jumpa lagi, silakan berkunjung ke Bantul, ke destinasi wisata kabupaten, gedung-gedung, maupun lokasi lainnya,” tambahnya, mengajak wisatawan untuk terus menjadikan Bantul sebagai tujuan wisata.

Sumber: