Retribusi Wisata Sleman Tembus 97,71 Persen, Pajak Hotel Tertahan di 75,13 Persen hingga November 2025
Aktivitas wisatawan di kawasan destinasi wisata Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, November 2025. --Foto: Kristiani Tandi Rani/diswayjogja.id
Segmen kunjungan rombongan pelajar dan instansi, yang selama ini menjadi penyumbang okupansi hotel dan konsumsi restoran, mengalami penurunan.
Dari sisi pola kunjungan, data menunjukkan hanya 38,42 persen wisatawan yang menggunakan hotel sebagai tempat menginap.
BACA JUGA : Bupati Bantul Sebut Jembatan Kabanaran Jadi Magnet Baru Pariwisata dan Investasi
BACA JUGA : Presiden Prabowo Tegaskan Pariwisata Penyumbang Devisa, Jembatan Kabanaran Buka Peluang Baru
Sebanyak 32,08 persen memilih tinggal di rumah teman atau keluarga, 15,25 persen tidak menginap atau melakukan perjalanan pulang-pergi di hari yang sama, 11,98 persen menggunakan akomodasi lain, dan hanya 2,28 persen yang menginap di desa wisata.
“Ketika mayoritas wisatawan tidak menginap di hotel atau hanya datang satu hari, kontribusinya terhadap pajak hotel dan restoran tentu lebih kecil,” tuturnya.
Kemudahan aksesibilitas melalui jaringan jalan tol lintas Jawa juga mendorong meningkatnya fenomena same-day trip.
Wisatawan dapat datang pagi dan kembali di hari yang sama tanpa perlu bermalam. Pola ini membuat pergerakan wisata tampak tinggi, tetapi dampak fiskalnya tidak sebanding.
Data PAD pariwisata 2025 ini menjadi bahan refleksi penting. Tantangan Sleman ke depan bukan hanya menjaga arus wisatawan tetap ramai, tetapi juga mendorong mereka tinggal lebih lama dan membelanjakan uangnya di sektor-sektor formal yang berkontribusi langsung pada pajak daerah.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: