Noe Letto: Gen Z Butuh Sumber Primer, Seni, dan Kolaborasi untuk Lawan Korupsi
Noe Letto berbicara dalam sesi Nada Wicara Hakordia 2025, Yogyakarta, Sabtu (6/12/2025).--Foto: Kristiani Tandi Rani/diswayjogja.id
Semua pihak harus saling mengisi peran agar saling menguatkan dalam menjaga integritas.
BACA JUGA : Soal Laporan Dugaan Korupsi Proyek Kereta Cepat Whoosh, Ketua KPK Setyo Budiyanto: Masih Ditelaah
BACA JUGA : Mahfud MD Siap Diperiksa KPK, Nilai Negosiasi Utang Kereta Cepat Whoosh dengan China Langkah Tepat
“Saling melengkapi. Nah, saling mengisi. Yang terdorong yang terbaik kan,” tambahnya.
Menurutnya, meski pendekatan tiap pihak berbeda, tujuan akhirnya tetap sama, menjaga kebaikan bersama.
Ia bahkan menengok ke arah perwakilan KPK, Busro, sembari menegaskan bahwa kolaborasi itu merupakan jalan yang paling realistis.
"Iya bener. Ujungnya sama toh, kebaikan. Iya kan Pak Busro? Begitu ya,” lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyinggung tantangan generasi muda, terutama Gen Z, dalam menerima pesan-pesan antikorupsi.
Menurutnya, kebiasaan generasi ini mengonsumsi informasi serba cepat menuntut penyampaian pesan yang lebih kreatif dan adaptif.
Ia menilai tantangan kian besar di era teknologi dan kecerdasan buatan (AI), ketika pola belajar berubah dan minat membaca bahan panjang semakin berkurang.
BACA JUGA : Mahfud MD Siap Diperiksa KPK, Nilai Negosiasi Utang Kereta Cepat Whoosh dengan China Langkah Tepat
BACA JUGA : Pemda DIY Terima Hibah Aset Rampasan KPK Senilai Rp11,1 Miliar, Termasuk 3 Unit Jet Ski untuk Satlinmas
“Gen Z itu terbiasa dengan informasi yang cepat. Mereka tidak tahan membaca buku-buku yang panjang, apa lagi dengan AI,” pungkasnya.
Meski begitu, ia percaya seni, musik, dan medium kreatif lainnya dapat menjadi jembatan untuk pendekatan nilai integritas kepada generasi muda.
Musik bisa menyampaikan pesan tanpa terasa menggurui, sebuah bentuk komunikasi yang lebih relevan bagi generasi digital.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: