Ketua KPK Setyo Budiyanto Jelaskan OTT ‘Operasi Tangkap Tikus’
Ketua KPK Setyo Budiyanto berbicara dengan santai dan humoris dalam Nadawicara Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2025 di Monumen Serangan Umum, Yogyakarta, Sabtu (6/12/2025), menjelaskan makna OTT dan ‘operasi tangkap tikus’--Foto: Kristiani Tandi Rani/diswayjogja.id
YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Setyo Budiyanto meluruskan kembali penggunaan istilah Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang selama ini populer di masyarakat.
Penjelasan tersebut ia sampaikan dengan cara yang ringan dan penuh humor dalam Nadawicara Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2025 di Monumen Serangan Umum, Sabtu (6/12/2025).
Di tengah sesi dialog, seorang peserta menyebut istilah OTT. Ia kemudian menanggapi dengan jenaka bahwa beberapa orang kerap salah dengar istilah tersebut.
“Ada istilah yang disebut Mbak siapa tadi? ‘OTT, Operasi tangkap tangan.’ Ada yang salah dengar, maksudnya ‘operasi tangkap tikus’,” katanya, disambut tawa peserta.
Ia menjelaskan bahwa metafora tikus dipakai masyarakat karena perilakunya yang merusak, mirip dengan koruptor yang menggerogoti keuangan negara.
BACA JUGA : Ketua KPK Sebut Yogyakarta Jadi Contoh Nasional, Tata Kelola Baik Jadi Alasan Tempat Pelaksanaan Hakordia
BACA JUGA : Rp 259 M Belanja Langsung Disorot KPK, JCW: Kalau Dibiarkan, Bantul Jadi Surga Korupsi
“Tikus itu kan menggerogoti pakaian. Nah kalau tikus yang korupsi, yang digerogoti adalah uang negara. Itu sumbernya terutama dari pajak. Itu yang disebut operasi tangkap tikus," ucapnya.
Ia kemudian kembali menegaskan makna OTT dalam konteks hukum agar publik tidak keliru memahami. Menurut dia, istilah operasi tangkap tangan berasal dari praktik penindakan KPK pada masa-masa sebelumnya yang kerap dilakukan berdasarkan laporan masyarakat.
“Kalau operasi tangkap tangan istilah hukumnya yang tadi sudah dijelaskan Ketua KPK, itu dulu banyak dilakukan KPK karena adanya laporan dari masyarakat,” tuturnya.
Ia juga menegaskan bahwa masyarakat memegang peran utama dalam mendorong lahirnya operasi penindakan korupsi.
Menurutnya, banyak operasi penindakan yang selama ini dikenal publik justru berawal dari aduan warga mengenai adanya potensi transaksi suap di berbagai daerah.
BACA JUGA : KPK Gelar Hari Anti Korupsi Sedunia 2025 di Yogyakarta, Libatkan Masyarakat dan UMKM
BACA JUGA : Soal Laporan Dugaan Korupsi Proyek Kereta Cepat Whoosh, Ketua KPK Setyo Budiyanto: Masih Ditelaah
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: