Modus Kredit Fiktif Bank BUMN Banguntapan, Pinjam Identitas hingga Pengalihan Dana via Mobile Banking

Modus Kredit Fiktif Bank BUMN Banguntapan, Pinjam Identitas hingga Pengalihan Dana via Mobile Banking

Kejati DIY menetapkan tiga tersangka kasus korupsi kredit fiktif di Bank BUMN Banguntapan, Kamis (4/12/2025) sore, modus dilakukan dengan meminjam identitas nasabah, dokumen fiktif, hingga pengalihan dana melalui mobile banking.--dok. IST

Modus ini terendus dari tingginya nilai Non-Performing Loan (NPL) di unit bank tersebut. Saat dilakukan pemeriksaan lapangan, ditemukan fakta bahwa sebagian debitur tidak pernah menerima atau menggunakan dana kredit.

“Awalnya dari tingginya NPL. Setelah kunjungan ke beberapa nasabah, ditemukan bahwa uang tidak digunakan oleh mereka. Dari situ laporan dibuat dan penyidikan dimulai,” terangnya.

BACA JUGA : Kejati DIY Tetapkan Mantan Kepala Diskominfo Sleman sebagai Tersangka Dugaan Korupsi Rp3,9 Miliar

BACA JUGA : Kasus Bandwidth Rp 3 Miliar di Sleman, JCW Desak Kejati DIY Bongkar Aktor Besar di Balik ESP

Beberapa nasabah tidak fiktif, namun hanya menjadi ‘topengan’. Kredit dinaikkan nilainya, tetapi dana sebagian besar dialihkan ke SAPM.

Kejati DIY menegaskan pengusutan tidak berhenti pada tiga tersangka ini. Penyidik masih melakukan pendalaman untuk menemukan pihak-pihak lain yang diduga terlibat atau turut bertanggung jawab dalam praktik kredit fiktif tersebut.

“Masih ada kemungkinan pelaku lain. Penyidikan terus dikembangkan,” imbuh Dodik.

Untuk mempercepat proses penyidikan dan mencegah upaya melarikan diri atau menghilangkan barang bukti, ketiganya langsung ditahan di Lapas Kelas IIA Yogyakarta selama 20 hari, terhitung sejak 4 hingga 23 Desember 2025.

BACA JUGA : Terlibat Mafia Tanah TKD di Sleman, Kejati DIY Serahkan Tersangka Mantan Dukuh ke PN Sleman

BACA JUGA :  Buronan Kasus KDRT Selama 14 Tahun di Maguwoharjo Sleman Akhirnya Ditangkap Tim Tabur Kejati DIY

Sebelum penetapan tersangka, penyidik telah memeriksa 19 saksi, tiga ahli (ahli hukum pidana, ahli keuangan negara, dan ahli OJK), serta menyita 157 dokumen terkait perkara tersebut.

Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan actual loss fraud, kerugian mencapai lebih dari Rp3 miliar.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait