Sri Sultan Soroti Kasus Keracunan MBG di DIY, Minta Pengawasan Dapur Ditingkatkan
Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Caturtunggal, Sleman, akan mendistribusikan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah sekolah, pada Selasa (4/1/2025). --Foto: Anam AK/diswayjogja.id
YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, angkat bicara terkait kembali munculnya kasus keracunan massal yang menimpa siswa penerima program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Dalam sepekan terakhir, tercatat sudah tiga kali terjadi kasus serupa di DIY dengan jumlah korban mencapai ratusan siswa.
Sri Sultan menilai, persoalan utama terletak pada proses pengolahan dan distribusi makanan, terutama ketika penyedia jasa katering menerima pesanan melebihi kapasitas.
“Biasanya kalau pesanan maksimal 50, masaknya jam 05.30 pagi. Tapi kalau dibebani jadi 100, ya bisa masak jam 02.30 pagi. Kalau sayur dimasak jam segitu, lalu dimakan jam 08.00 atau 10.00, ya pasti sudah layu. Itu logika, dan bisa berujung keracunan,” kata Sri Sultan di DPRD DIY, Jumat (19/9/2025).
BACA JUGA : Dinkes Sleman Ingatkan Batas Konsumsi Makanan MBG, Risiko Rusak Picu Keracunan
BACA JUGA : Begini Tanggapan BGN, Soal Surat Pernyataan MTSN 2 Brebes Wali Murid Dilarang Menggugat Jika Keracunan MBG
Sri Sultan menambahkan, permasalahan ini perlu mendapat perhatian serius, terutama dalam pengawasan dari pemerintah daerah.
Menurutnya, sekolah tidak memiliki kapasitas untuk mengontrol proses produksi makanan yang ditangani pihak ketiga.
“Kalau dari Pemda sendiri mungkin akan melakukan pengawasan. Wong sekolah-sekolah arep ngawasi piye? Itu sulit. Jadi harus diperhitungkan kapasitas katering, jumlah tukang masak, hingga waktu masak agar tidak membahayakan siswa,” ujarnya.
Lebih lanjut, Sri Sultan juga menyinggung soal aspek higienitas yang harus dijaga dalam setiap penyajian makanan.
BACA JUGA : Dinkes Sleman Pastikan Gejala Keracunan MBG Ringan, Epidemiologi Ditelusuri Menyeluruh
BACA JUGA : Tiga Kali Kasus Keracunan MBG di Sleman, Bupati: SOP Harus Tegas dan Transparan
Namun ia menekankan, masalah terbesar tetap terletak pada manajemen waktu memasak dan distribusi makanan dalam jumlah besar.
“Kalau makin malam masaknya, ya sayurnya sudah pasti layu. Itu bisa memicu keracunan. Jadi, cara menghindarinya ya dengan menambah tenaga masak, jangan sampai dipaksa masak sejak dini hari hanya untuk memenuhi pesanan,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: