Pencak Malioboro Festival 2025 Digelar September, 3.000 Pesilat Nusantara Bakal Peragakan 6 Jam

Pencak Malioboro Festival 2025 Digelar September, 3.000 Pesilat Nusantara Bakal Peragakan 6 Jam

Paseduluran Angkringan Silat bertemu dengan Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X, di di Gedhong Pareanom, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Rabu (27/8/2025), membahas persiapan Pencak Malioboro Festival (PMF) 2025 yang digelar pada 12-14 September 2025. --Dok. Pemda DIY

YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Sebanyak 3.000 pesilat dari 35 perguruan pencak silat se-Indonesia bakal meramaikan Pencak Malioboro Festival (PMF) ke-8 Tahun 2025, pada 12-14 September 2025. 

Salah satu sesepuh Paseduluran Angkringan Silat, Yosi mengatakan, pada gelaran ini akan dilakukan 6 jam pencak silat sebagai puncak acara.

Menurutnya, antusias pecinta pencak silat dari seluruh daerah di Indonesia terhadap gelaran PMF, diakuinya memang selalu tinggi.

“Para peserta sudah siap hadir meramaikan PMF 2025. Kami juga mengundang para pesilat dari negara lain, seperti Australia dan Malaysia. Untuk tahun ini, pesilat dari Amerika menyatakan tidak bisa hadir karena terkendala waktu,” ujarnya saat bertemu dengan Sri Paduka di Gedhong Pareanom, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Rabu (27/8/2025). 

BACA JUGA : Wakil Gubernur DIY : Pencak Silat Harus Tetap Relevan Di Tengah Dinamika Zaman

BACA JUGA : Tradisi Dan Inovasi Solusi Perkembangan Pencak Silat Modern

Koordinator Paseduluran Angkringan Silat, Suryadi menuturkan acara 6 Jam Pencak Silat sendiri akan diselenggarakan pada tanggal 13 September 2025, setelah acara lomba koreografi dan lomba menggambar bagi anak-anak yang digelar sejak pagi hari.

“Puncak acara yang 6 jam itu rencananya kami selenggarakan sejak pukul 15.00 WIB. Panggung utamanya akan berada di halaman regol barat Kompleks Kepatihan. Selanjutnya, pada 14 September akan diselenggarakan pawai pencak silat, dari halaman DPRD DIY hingga ke Titik 0KM,” terangnya. 

Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X, menyatakan mengapreasi PMF kembali digelar di tahun 2025, sebagai bentuk melestarikan melestarikan budaya pencak silat. 

Sri Paduka mengingkan untuk mengedukasi para perguruan pencak silat di seluruh Indonesia melalui kegiatan ini. Menurutnya, salah satu cara yang dapat ditempuh ialah dengan membebankan biaya bagi perguruan pada saat pendaftaran.

BACA JUGA : Pencak Wisata Budaya 4, Membuka Wawasan Pencak Silat dan Perkenalkan Berbagai Budaya Lokal ke WNA

BACA JUGA : Pertegas Eksistensi Pencak Silat, Jogja Kembali Gelar Pentjak Wisata Budaya 4

“Biayanya tidak perlu mahal, kecil saja. Tapi meski hanya sedikit, ada rasa di situ, sehingga perguruan yang mendaftar bisa merasa ikut bertanggung jawab pada penyelenggaraannya. Dan mereka pun sebaiknya diberi ruang untuk bisa menjual souvenir perguruan masing-masing, sebagai ajang promosi,” tuturnya. 

Sri Paduka pun memberi saran agar panitia penyelenggara dapat berkoordinasi dengan Dinas Koperasi dan UKM DIY, untuk menyediakan tempat berjualan bagi UMKM di DIY, utamanya produk makanan dan minuman. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: