Wujud Kebhinekaan, 12 Etnis Daerah Tampil Parade Seni dan Budaya Nusantara

Wujud Kebhinekaan, 12 Etnis Daerah Tampil Parade Seni dan Budaya Nusantara

Kontingen Bali menampilkan kesenian tari Sang Sampat dalam ajang Parade Seni dan Budaya di kawasan Malioboro Yogyakarta, Minggu (1/6/2025) malam, digelar dalam rangka wujud Kebhinekaan dan Lahirnya Pancasila. --Foto: Anam AK/diswayjogja.id

YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Sebanyak 12 dari perwakilan paguyuban etnis atau suku dari daerah dan Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa Daerah (IKPMD) yang ada di Kota Yogakarta menampilkan sejumlah kesenian dalam ajang Parade Seni dan Budaya di kawasan Malioboro, Minggu (1/6/2025) malam.

Suasana penuh semangat kebangsaan juga mewarnai kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta saat ratusan warga tumpah ruah mengikuti Parade Seni Budaya Antar Etnis dan Suku yang juga dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila.

Dibuka dengan menyanyikan lagu Bendera milik Cokelat, acara ini menjadi momentum untuk meneguhkan kembali semangat kebhinekaan menuju Indonesia Emas 2045.

Dalam rangkaian kegiatan tersebut, Kesbangpol Kota Yogyakarta turut membagikan 2025 bendera Merah Putih kepada masyarakat sebagai simbol cinta tanah air dan persatuan. 

BACA JUGA : Pawai Ogoh-Ogoh Semarakkan Malam Akhir Pekan di Malioboro

BACA JUGA : Pemkot Yogyakarta Gelar Festival di Malioboro dan Alun-Alun Kidul di Akhir Pekan

Secara simbolis, 12 bendera diserahkan langsung kepada perwakilan komunitas budaya yang hadir. Momen tersebut memperlihatkan kuatnya nilai-nilai kebangsaan yang tertanam dalam masyarakat Yogyakarta.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menyampaikan pentingnya menjaga toleransi dan kebersamaan dalam masyarakat yang majemuk.

“Spirit kebhinekaan telah diketahui sendiri oleh Anda, yaitu toleransi dan kebersamaan yang penting. Dalam malam ini, kita menampilkan tradisi seni dari berbagai etnis sebagai wujud kebhinekaan dan persatuan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Hasto menekankan bahwa toleransi dan persatuan menjadi pilar penting dalam menjaga keutuhan bangsa.

BACA JUGA : Kemeriahan Festival Layang-layang Motif Wayang di Alun-alun Kidul Yogyakarta

BACA JUGA : Pertahankan Warisan Budaya, Ada Flashmob Tari Topeng di Festival Jeron Beteng 2025

“Toleransi dan kebersamaan harus dijaga, karena jika terjadi ketidakrukunan, akan mempengaruhi seluruh Indonesia. Oleh karena itu, penting untuk mempertahankan kebersamaan dalam keanekaragaman, seperti di Jogjakarta yang multi-etnis dan multi-teknis,” katanya.

Parade ini menjadi bukti nyata bahwa keberagaman bukanlah penghalang, melainkan kekuatan untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: