BANTUL, diswayjogja.id - Program Makanan Bergizi (MBG) di Kabupaten Bantul kini menjadi sorotan karena dampaknya langsung pada kesehatan anak-anak.
Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Bantul, Titi Pratiwi Sariningsih Riyantono, menekankan perlunya pengawasan ketat terhadap kualitas makanan yang disalurkan.
“Iya, untuk MBG ini memang ada beberapa hal yang cukup merisaukan,” katanya, Jumat (26/12/2025).
Ia menekankan pentingnya peningkatan keamanan pangan yang diolah, termasuk kolaborasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) dan pihak terkait lainnya, agar anak-anak terhindar dari risiko keracunan.
Kolaborasi antara pemerintah, pedagang lokal, institusi pendidikan, dan organisasi masyarakat telah berjalan selama beberapa tahun terakhir.
BACA JUGA : Kritik Menu MBG Muncul, BGN Tegaskan Tak Ada Paksaan Anak Masuk Sekolah Saat Libur
BACA JUGA : BGN dan Sri Sultan Bahas Lumbung Mataram untuk Jamin Bahan Baku MBG
Tujuan utamanya adalah menyukseskan program penuntasan stunting di Kabupaten Bantul.
Meskipun ada sebagian kecil masyarakat yang meragukan program, ia menegaskan bahwa dukungan masyarakat mayoritas tetap kuat.
“Mungkin ada sebagian kecil yang seperti itu, tapi sebagian besar tetap mendukung program di sini,” ujarnya.
Program MBG memberikan manfaat nyata bagi anak-anak.
Mereka menerima sarapan bergizi yang tidak hanya meningkatkan kesehatan tetapi juga semangat belajar.
BACA JUGA : Kenduri dan Doa di UGM, Emak-emak Desak Bencana Sumatera Jadi Nasional dan MBG Diprioritaskan
BACA JUGA : Rp 1,2 Triliun Sehari Bisa Selamatkan Korban Banjir Sumatera, JCW Desak Presiden Alihkan Anggaran MBG
“Ketika diberi sarapan, saya merasa sangat bersyukur,” imbuhnya, menirukan respons anak-anak.