diswayjogja.id – Kota Jakarta baru saja merayakan kembalinya salah satu permata edukasi paling bersejarah di jantung ibu kota. Setelah melewati masa penantian yang sangat panjang, yakni lebih dari satu dekade tanpa aktivitas operasional, Planetarium Jakarta yang berlokasi di dalam kompleks kebudayaan Taman Ismail Marzuki (TIM) akhirnya resmi bernapas kembali. Kebangkitan institusi ini menandai berakhirnya masa hibernasi panjang sejak terakhir kali melayani masyarakat pada tahun 2012 silam. Kini, dengan semangat baru dan integrasi teknologi yang jauh lebih modern, tempat ini siap menjadi pusat gravitasi bagi para pencinta ilmu pengetahuan dan astronomi di Indonesia.
Momentum peresmian kembali fasilitas ini dipimpin langsung oleh Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, pada hari Selasa, 23 Desember 2025. Kehadiran orang nomor satu di Jakarta ini bukan sekadar seremoni formal, melainkan sebuah pernyataan politik mengenai pentingnya investasi pada literasi sains warga. Planetarium Jakarta memiliki nilai historis yang sangat kuat karena pertama kali digagas oleh tokoh legendaris, Gubernur Ali Sadikin. Menghidupkan kembali warisan intelektual ini merupakan langkah strategis untuk memastikan bahwa narasi pembangunan Jakarta tidak hanya terpaku pada gedung pencakar langit, tetapi juga pada pembangunan manusia melalui fasilitas edukasi publik yang mumpuni.
Reaktivasi pusat studi luar angkasa ini dilakukan pada saat yang sangat tepat, yakni menjelang periode libur panjang akhir tahun. Langkah ini seolah menjadi jawaban atas kebutuhan warga akan destinasi wisata yang berkualitas, edukatif, dan terjangkau di tengah kota. Revitalisasi yang dilakukan tidak hanya menyentuh aspek fisik bangunan yang kini tampil lebih segar, tetapi juga meliputi peremajaan sistem simulasi antariksa yang menjadi jualan utamanya. Hal ini diharapkan dapat menarik kembali minat masyarakat yang selama ini terpaksa mencari alternatif hiburan lain karena absennya fasilitas edukatif kelas dunia seperti Planetarium.
Selain dari sisi infrastruktur, pembukaan kembali ini membawa pesan inklusivitas yang sangat kuat. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyadari bahwa pendidikan astronomi tidak boleh menjadi barang mewah yang hanya bisa diakses oleh kalangan tertentu. Dengan visi menjadikan Jakarta sebagai kota yang ramah anak dan haus akan ilmu pengetahuan, pembukaan kembali Planetarium ini diharapkan dapat menjadi katalisator bagi pertumbuhan komunitas-komunitas sains di masa depan. Semangat optimisme ini terpancar jelas saat pintu utama dibuka kembali, mengundang warga untuk kembali menjelajahi misteri alam semesta dari pusat Jakarta.
BACA JUGA : Eksplorasi Wisata dari Pesisir Banten Sampai Kesejukan Pegunungan Favorit Warga Jakarta, Berikut Infonya
BACA JUGA : Kilau Magis Natal Dari Instalasi Pohon Terindah Jakarta Tahun 2025, Simak Ulasan Lengkapnya Disini
Kebijakan Tiket Gratis untuk Pelajar
Sebagai bentuk komitmen nyata dalam memajukan dunia pendidikan, Gubernur Pramono Anung mengumumkan sebuah kabar gembira yang disambut hangat oleh para orang tua dan tenaga pendidik. Pemerintah memberikan fasilitas akses gratis selama tiga bulan ke depan khusus bagi para pelajar. Kebijakan ini sengaja diambil untuk memeriahkan momen liburan Natal dan Tahun Baru, sehingga anak-anak sekolah dapat menghabiskan waktu libur mereka dengan kegiatan yang bermanfaat bagi pengembangan daya nalar. Dengan adanya akses tanpa biaya ini, hambatan ekonomi tidak lagi menjadi penghalang bagi generasi muda untuk mempelajari rahasia tata surya.
Inovasi Teknologi Kecerdasan Buatan (AI)
Salah satu lompatan besar dalam wajah baru Planetarium Jakarta adalah pengadopsian teknologi Artificial Intelligence (AI). Pengelola telah mengintegrasikan sistem pemandu virtual berbasis kecerdasan buatan yang mampu berinteraksi secara dinamis dengan pengunjung. Uniknya, AI ini dipersonalisasi dengan visualisasi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, memberikan sentuhan futuristik sekaligus edukatif dalam satu kemasan.
Dalam sambutannya, Pramono Anung mengenang masa kecilnya saat mengunjungi fasilitas ini dan membandingkannya dengan kondisi sekarang yang sudah jauh lebih canggih. Kehadiran teknologi AI ini bertujuan untuk menciptakan pengalaman belajar yang berbeda, interaktif, dan lebih sesuai dengan karakteristik generasi digital asli (digital native). Pengunjung tidak hanya menjadi penonton pasif, tetapi dapat terlibat dalam tanya jawab seputar astronomi dengan asisten virtual tersebut.
Komitmen Terhadap Pendidikan Sains dan Budaya
Pembukaan kembali fasilitas di Taman Ismail Marzuki ini memiliki misi utama untuk membangkitkan kembali semangat belajar sains dan astronomi. Pemprov DKI Jakarta menargetkan jangkauan edukasi yang lebih luas, tidak hanya terbatas bagi warga ibu kota saja, tetapi juga terbuka lebar bagi pengunjung dari berbagai daerah di Indonesia. Planetarium diharapkan menjadi wadah di mana kebudayaan dan ilmu pengetahuan bersinggungan secara harmonis.
Gubernur menekankan bahwa aspek edukasi publik adalah prioritas utama. Dengan fasilitas yang kini lebih modern, Planetarium Jakarta diproyeksikan dapat bersaing dengan pusat-pusat astronomi internasional lainnya di kawasan Asia Tenggara. Fokusnya jelas: menginspirasi anak-anak muda agar memiliki mimpi besar terhadap eksplorasi luar angkasa dan pengembangan teknologi di masa depan.
BACA JUGA : Wajib Jelajahi Rekomendasi Burger Premium Paling Diburu di Jakarta, Simak Informasi Selengkapnya Berikut Ini