Ia mengatakan, ia kerap membayangkan dampak besar yang akan terjadi jika perempuan dan para ibu berhenti bekerja, baik di sektor domestik maupun publik.
“Berkali-kali saya sampaikan, saya tidak bisa membayangkan jika para perempuan, para ibu, berhenti bekerja atau melakukan mogok massal. Tidak akan ada lagi aktivitas di pasar, di pabrik, di sekolah, bahkan di rumah sakit,” ujarnya.
Menurutnya, absennya peran perempuan dalam berbagai lini kehidupan akan melumpuhkan sendi-sendi sosial dan ekonomi.
Menurutnya, situasi tersebut dapat dianalogikan sebagai kehancuran sistemik dalam kehidupan sehari-hari.
BACA JUGA : 259 Meter Irigasi Dibuka di Sleman Air Mengaliri 12 Hektare Sawah Uji Serius Swasembada Pangan dari Hulu
BACA JUGA : Shandy Aulia Sudah Mandiri Sejak Remaja, Kini Sibuk Bisnis Pilates dan Fashion
“Itu bisa kita bayangkan seperti kiamat kecil, kiamat sebelum kiamat,” imbuhnya.
Dalam momentum peringatan Hari Ibu dan Hari Kartini tersebut, Halim menyampaikan apresiasi dan penghormatan kepada perempuan-perempuan di Bantul yang selama ini terus berkontribusi tanpa lelah.
Ia menegaskan, perjuangan perempuan tidak hanya berlangsung di ranah domestik, tetapi juga di ruang publik yang menentukan arah pembangunan bangsa.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Bantul, kami mengucapkan Selamat Hari Ibu kepada ibu-ibu hebat di Bantul, perempuan-perempuan yang berjuang di sektor publik maupun privat demi kemanusiaan, bangsa, dan negara dalam bingkai NKRI,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa peran perempuan semakin strategis seiring dengan kompleksitas urusan pemerintahan.
BACA JUGA : Trafik Penumpang Kereta Naik 8,9 Persen, KAI Siapkan 45 Juta Kursi Libur Nataru
BACA JUGA : Rekomendasi Wisata Air Terpopuler di Boyolali untuk Libur Akhir Tahun, Simak Ulasan Lengkapnya Berikut Ini
Dari total 34 urusan pemerintahan, mulai dari pendidikan, kesehatan, sosial, pertanian, perdagangan, industri, hingga pekerjaan umum, keterlibatan perempuan terus meningkat.
Pemerintah Kabupaten Bantul berkomitmen untuk terus mendorong penguatan peran perempuan dalam seluruh sektor tersebut.
Ia menilai, tanpa kehadiran dan kontribusi ibu-ibu, pembangunan dan penyelenggaraan negara tidak akan berjalan optimal.