BACA JUGA : DIY Rawan Longsor dan Banjir Saat Liburan, Ini Peta Risiko Versi Pakar UGM
“Sekarang banjir sampai atas rumah, mereka kan ada yang tergenang, sampai tertutup gitu atas rumahnya. Kalau yang misalnya dekat-dekat sungai, yang rumahnya lebih rendah dari rumah kami, memang nggak ada tinggal apa-apa lagi, selamatkan nyawa saja,” imbuhnya.
Ia menambahkan bahwa prioritas utama warga saat ini adalah keselamatan, bukan harta benda.
“Keadaan di rumah yang lumpur masih, karena kan air juga baru semalam baru ada, jadi memang untuk makan pun kan ini belum, makanya yang penting kan nyawa dulu, yang penting kan selamat, kalau barang-barang memang nggak terpikirkan lagi ya. Alhamdulillah enggak sakit parah,” sebutnya.
Bantuan dari pemerintah dan fasilitas kesehatan lokal turut meringankan beban warga.
“Dapat uang tunai Rp200.000 dari wali kota sama besok ambil beras 5 kilo. Cuman mungkin karena juga ini ya, kan masih hujan aja, paling-paling demam-demam sama pilek begitu. Cuman mungkin karena ada obat di Kodim, berobat gratis kan seluruh warganya semua,” tambahnya.
Selain itu, mahasiswa terdampak juga memanfaatkan program kuliah berbasis bantuan KIP untuk tetap bisa menempuh pendidikan di tengah situasi bencana.