BACA JUGA : Sleman Targetkan Rp100 Miliar untuk Putus Rantai Kemiskinan Lewat Beasiswa Kuliah
Pemkab Sleman menggunakan metode sambang warga sebagai sarana memastikan bahwa program pendidikan berbasis afirmasi ini berjalan sesuai tujuan.
Monitoring dilakukan langsung di akar persoalan, rumah penerima manfaat.
Dari data dialog lapangan ini, pemerintah dapat melihat bagaimana lulusan mengakses dunia kerja, apa tantangan yang muncul, dan model pendampingan seperti apa yang masih diperlukan ke depan.
Melihat tingginya peminat program ini, Pemkab Sleman telah menyiapkan rencana besar.
“Tahun depan, insyaallah anggaran Beasiswa Sleman Pintar atau Sleman Pintar Plus Plus akan ditambah. Kami akan bekerjasama dengan universitas dan perusahaan. Targetnya bukan hanya mereka lulus, tapi mereka bekerja dan hidup layak," jelasnya.
Sebelum meninggalkan rumah itu, ia memberi pesan terakhir, bukan dalam bentuk instruksi, tetapi motivasi.
BACA JUGA : Wabub Tanam Pohon Kelapa Hibrida, Sleman Mulai Bangun Pohon Kehidupan untuk Masa Depan
BACA JUGA : Kasus Pemukulan Driver Ojol di Sleman Masih Didalami Polisi, Pelaku Belum Diketahui
“Rajin, tekun, jangan menunda tugas kuliah. Kerjakan skripsi tepat waktu supaya bisa segera bekerja dan hidup mandiri,” pesannya.
Di sebuah kesempatan dialog bersama Pemkab Sleman, Dukuh Bedog, Anugrah Muhammad Hapsoro, hadir mewakili penerima manfaat program.
Suaranya tenang, namun penuh keyakinan, ia menyebut apa yang terjadi hari ini bukan sekadar cerita satu orang, melainkan cerita banyak keluarga yang mulai berdiri lebih tegak.
“Kami sangat berterima kasih kepada Pemkab Sleman atas beasiswa yang diberikan kepada Rissa dan teman-temannya. Hari ini mereka sudah mandiri dan memiliki penghasilan sendiri. Itu artinya kesejahteraan keluarga ikut meningkat," pungkasnya.
Baginya, pendidikan bukan hanya urusan sekolah. Pendidikan adalah eskalator sosial, sesuatu yang dapat membawa keluarga dari ketidakpastian menuju kesempatan.
Dari ruang tamu sederhana tempat dialog itu berlangsung, tampak jelas bagaimana beasiswa bukan lagi sekadar program, melainkan gerakan. Sebuah magnet sosial yang menarik mimpi agar tidak lagi terasa jauh.
BACA JUGA : Kompetisi Tahunan Pemkab Brebes; POPDA Gelar Pertandingan 17 Cabor, FORDA Jadi Wadah Pengembangan Prestasi