BACA JUGA : Dua Rumah Terbakar di Bantul, Kerugian Capai Rp100 Juta
“Kami ingin memastikan bantuan ini bukan hanya habis untuk konsumsi, tetapi benar-benar menjadi modal usaha produktif yang berkelanjutan,” jelasnya.
Berdasarkan verifikasi jenis usaha, terdapat 145 usaha yang terbagi dalam tujuh rumpun.
Rinciannya meliputi ekonomi kreatif (32), industri pengolahan (30), terapi kesehatan (5), jasa perorangan (33), jasa konstruksi (4), perdagangan (71), dan pertanian/peternakan sebagai yang terbanyak dengan 87 penerima.
“Dengan beragam jenis usaha ini, kami optimistis masyarakat Bantul mampu mengembangkan potensi lokal dan memperkuat perekonomian keluarga,” tambahnya.
Perubahan Perilaku untuk Sukseskan Program
Ia menegaskan pentingnya perubahan perilaku masyarakat agar program tersebut benar-benar membuahkan hasil.
“Kami minta kepada Bapak Ibu semua untuk meninggalkan kebiasaan yang menghambat kemajuan, seperti judi online. Itu adalah kebiasaan yang menghambat kelancaran dan keberkahan dalam bekerja,” lanjutnya.
Bupati menjelaskan, program penanggulangan kemiskinan ekstrem di Bantul dilakukan melalui dua pendekatan.
Pertama, pengurangan beban konsumsi masyarakat miskin dengan berbagai bantuan sosial seperti PKH, BST, BPNT, dan BLT. Kedua, pemberdayaan ekonomi melalui stimulan usaha produktif.
“Kita hari ini sedang membicarakan pemberdayaan sekaligus bantuan stimulan untuk usaha masyarakat yang kita identifikasi sebagai masyarakat memerlukan pemberdayaan itu,” imbuhnya.
Bantuan stimulan ini ditujukan untuk mendorong peningkatan pendapatan keluarga miskin melalui berbagai bidang usaha.
Tahun ini, hampir 300 keluarga terverifikasi berhak mendapatkan bantuan tersebut, mulai dari sektor pertanian, peternakan, industri pengolahan, hingga jasa.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya nilai gotong royong dalam memperkuat solidaritas sosial.
Menurutnya, persoalan kemiskinan tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah, tetapi juga membutuhkan partisipasi masyarakat.
“Saya mengajak masyarakat untuk mengedepankan nilai gotong royong sebagai bagian dari penyelesaian masalah sosial. Tidak semua kebutuhan masyarakat harus diselesaikan oleh pemerintah. Ada hal-hal yang mestinya bisa kita tangani bersama secara guyub dan rukun,” sebutnya.
Melalui program ini, Pemkab Bantul berharap dapat menciptakan perubahan nyata dalam pengurangan angka kemiskinan ekstrem di wilayahnya.