Selain itu, perlu bagi semua untuk memperkuat fungsi pengawasan. Dengan berbagai potensi yang melingkupinya, kemaritiman akan menjadi salah satu solusi kunci, dalam berbagai permasalahan global di masa depan.
"Sejatinya revitalisasi semangat Nusantara itu tidak lain adalah Wawasan Nusantara Bahari, yang tampaknya perlu dibangkitkan kembali, guna mempercepat kebangkitan Indonesia. Jika memang demikian, bukan tidak mungkin, pesan Ir. Seokarno saat meresmikan Institut Angkatan Laut pada tahun 1953, dapat menjadi kenyataan," tuturnya.
BACA JUGA : Ditemui Jokowi di Kraton Kilen, Sultan HB X: Silaturahmi
BACA JUGA : Jokowi Bertemu dengan Sri Sultan HB X di Kraton Yogyakarta Selama 1,5 Jam
Dalam kegiatan tersebut, Sri Sultan Hamnegku Buwono X mengapresiasi Dirjen Kebudayaan periode 2015-2024, Hilmar Farid, yang telah mendukung dan berupaya selama masa persiapan pengajuan, dan proses sidang atas nominasi “The Cosmological Axis of Yogyakarta and It’s Historic Landmarks” atau Sumbu Filosofi, yang puncaknya dilaksanakan dalam agenda “World Heritage Center” (WHC) ke 45, di Riyadh Saudi Arabia, pada tanggal 18 September 2023 silam.
"Tentunya, pasca sertifikasi itu, dukungan dari Bapak Hilmar Farid dalam berbagai pemikiran, ide dan gagasan, diharapkan dapat terus berlanjut, untuk memperkuat eksistensi dan gemilang kiprah Sumbu Filosofi, khususnya dalam perspektif global," imbuhnya.
Sri Sultan mengatakan, Kebudayaan Indonesia Baru, merupakan pengandaian Indonesia yang maju dan beradab. Indonesia haruslah mampu memakmurkan, memajukan, dan memberi rasa keadilan bagi seluruh rakyatnya, dari generasi ke generasi.
"Tentu saja, semua itu harus dikembangkan dari nilai-nilai, yang mengalir di pembuluh darah masyarakat sendiri. Melupakan nilai-nilai budaya Etnik dan Masyarakat Adat, hanya akan menciptakan Indonesia tumbuh tanpa jiwa dan identitas," tandasnya.