JOGJA, diswayjogja.id - Jumlah aduan yang masuk ke Posko Pengaduan Korban Penipuan Biro Umrah PT. Hasanah Magna Safari (HMS) yang dibuka Polda DIY terus bertambah.
Tak hanya dari wilayah DIY, aduan penipuan umrah PT HMS juga masuk dari wilayah Depok hingga Jakarta.
Kasubbid Penmas Polda DIY, AKBP Verena Sri Wahyuningsi menyampaikan update terkini pengaduan terkait kasus penggelapan dan penipuan dana umroh oleh PT HMS.
Berdasarkan data terkini Jumat (24/1/2025) lalu, terdapat lima aduan baru yang masuk ke posko. Lima aduan baru tersebut disampaikan melalui kontak hotline posko via kanal WhatsApp.
BACA JUGA : Rencana Kerja Strategis 2025 di Setiap Bidang, KORPRI Kota Yogyakarta Sukses Gelar Rapat Kerja Tahunan
BACA JUGA : Cegah Perkembangan Kasus PMK, Pemkot Yogyakarta Kembali Lakukan Vaksinasi Ternak secara Intensif
Rinciannya, satu aduan masuk berasal dari Depok, Sleman dengan jumlah korban delapan orang dan kerugian sekitar Rp 316 juta.
Para korban dijanjikan berangkat pada 25 Desember 2024. "Untuk aduan ini telah dibuat laporan polisi di Polda DIY pada tanggal 24 Januari 2025," jelas Verena pada Sabtu (25/1/2025).
Satu aduan lain yang masuk ke posko berasal Kota Depok, Jawa Barat dengan korban lima orang. Kerugian para korban mencapai Rp180 juta.
Para korban dijadwalkan berangkat 25 Desember 2024. Aduan ini juga telah dibuat laporan polisi di Polres Metro Depok.
BACA JUGA : Latar Belakang yang Beragam, Hasto Wardoyo Sambut Baik Rencana Retret Kepala Daerah Baru
BACA JUGA : Implementasi Digitalisasi Sektor Publik, Pemda DIY Bentuk Tim Percepatan dan Perluasan Digital Daerah
Total Sembilan Aduan Masuk
Selanjutnya satu aduan lain berasal dari Jakarta, dengan korban tiga. orang. Korban yang dijanjikan berangkat 10 Januari 2025 ini, kini justru menanggung kerugian sekitar Rp hingga Rp95juta.
Satu aduan baru berasal dari Klaten, Jawa Tengah dengan jumlah korban 11 orang. Kerugian para korban dalam aduan ini mencapai Rp430 juta. Belasan korban tersebut direncanakan berangkat pada 31 Desember 2024.
Lalu satu aduan baru juga dilaporkan dari wilayah Kulonprogo dengan jumlah korban dua orang. Mereka yang seharusnya diberangkatkan 20 Januari 2025 malah justru merugi sekitar Rp30juta.