YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Tekanan aktivitas dan tekanan lalu lintas merupakan penyebab deformasi berupa retakan di lengkung Plengkung Gading Kraton Yogyakarta.
Hal tersebut berdasarkan temuan Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2018.
Kondisi tersebut yang mendasari perlunya penataan ulang pada Plengkung Gading atau Plengkung Nirbaya. Karena ternyata, selain tekanan tersebut berpotensi besar merusak konstruksi fisik Plengkung Gading, juga mengakibatkan menurunnya kualitas udara di kawasan tersebut.
Dari kajian tersebut, diwacanakan akan ada penataan Plengkung Gading. Penataan ini akan diikuti pula dengan penataan ulang para pedagang yang ada di kawasan tersebut.
BACA JUGA : Tahun 2025 Akan Fokus ke Assessment, Pembangunan JPG di Sumbu Filosofi Yogyakarta Masih Terus Berlangsung
BACA JUGA : Tingkatan Pelayanan Publik Lebih Baik, ASN Pemkot Yogyakarta Jalani Pelatihan Kemahiran Bahasa Indonesia
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Energi Sumber Daya Mineral (DPUPESDM) DIY, Anna Rina Herbranti, membenarkan bahwa saat ini kondisi retaknya Plengkung Gading memang diakibatkan tekanan lalu lintas. Tekanan lalu lintas ini berakibat cukup fatal bagi Plengkung Gading. Kondisi ini memaksa untuk dilakukan penataan dan manajemen lalu lintas.
“Soal plengkung Gading itu ranahnya di Dishub DIY. Itu kan cagar budaya dan ada di sumbu filosofi. Lalu lintas kalau ini jumlahnya padat dan melihat kondisi plengkung nya kan beberapa ada yang retak. Ini sudah lama sekali jadi harus dijaga, terutama dari lalu lintas yang lewat,” ungkap Anna ditemui di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Kamis (23/1/2025).
Ana menyebutkan, harus ada uji coba terkait pengaturan lalu lintas di kawasan ini. Nantinya akan dilakukan koordinasi dengan lurah dan kepolisian serta masyarakat. Setelah itu, baru akan uji coba dan kemudian ditutup.
“Meskipun ditutup, kan ada jalur alternatif sisi timurnya. Ini perlu dilakukan untuk mengamankan cagar budaya,” jelasnya.
BACA JUGA : ASN Pemkot Yogyakarta Tingkatkan Kemahiran Bahasa Indonesia, Dukung Pelayanan Publik
BACA JUGA : Pemkot Yogyakarta Ajak Masyarakat Berperan Cegah dan Tangani Kebakaran Melalui MAS JAKA
Diketahui, Dinas Perhubungan DIY telah melakukan telaah manajemen dan rekayasa lalu lintas kawasan Njeron Beteng segmen Plengkung Gading/Plengkung Nirbaya. Ada beberapa aspek pengelolaan Sumbu Filosofi.
Merujuk pada Peraturan Gubernur DIY Nomor 2 Tahun 2024, tugas Pemda DIY adalah menyelesaikan tekanan pembangunan; mengurangi tekanan lingkungan; mengatasi bencana alam dan kesiapsiagaan bencana; mengembangkan pariwisata berkelanjutan; dan menyelesaikan permasalahan tekanan masyarakat sekitar.
Saat ini, Kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta dihadapkan pada permasalahan kemacetan dan kurang terkendalinya pertumbuhan infrastruktur. Diperlukan manajemen transportasi yang berkelanjutan dan tata ruang yang sesuai dengan kebutuhan mempertahankan Outstanding Universal Value (OUV) dan dapat meningkatkan ekonomi pelaku Micro, Small, Medium Enterprise (MSME) atau UMKM di Kawasan Cosmological Axis of Yogyakarta.