Tahun 2025 Akan Fokus ke Assessment, Pembangunan JPG di Sumbu Filosofi Yogyakarta Masih Terus Berlangsung

Kamis 23-01-2025,11:18 WIB
Reporter : Penta Daniel Pratama
Editor : Syamsul Falaq

Sesuai arahan Gubernur DIY, hasil karya tiga pemenang sayembara akan diharmonisasikan dan diwujudkan pada fasad JPG nantinya.

BACA JUGA : 14 Puskeswan di Sleman Disiagakan Melayani Vaksinasi Ternak Guna Tekan Kasus Penyebaran PMK

BACA JUGA : Update Kasus PMK di Sleman: 22 Ternak Mati dan 40 Dinyatakan Sembuh, Upaya Vaksinasi Gencar Dilakukan

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah DIY, Beny Suharsono mengatakan, JPG nantinya tidak hanya sekedar bangunan yang menceritakan tentang Jogja berkelanjutan, tetapi juga jiwa atas Jogja. 

Cerita alur kehidupan yang mengiringi perjalanan manusia, sejak lahir sampai harapan ke depannya ini, juga akan menguatkan falsafah hamamayu hayuning bawono.

“Tadi kami memaparkan terkait konten pembangunan JPG kepada Ngarsa Dalem, bagaimana isi lebih detailnya, termasuk pentahapan pembangunan JPG nantinya. Keberadaan JPG nantinya juga diharapkan menjadi sumber informasi bagi masyarakat, baik dalam negeri maupun mancanegara dalam memahami konsepsi hamamayu hayuning bawono yang sebenarnya,” jelasnya.

Beny pun menegaskan, tahapan pembangunan JPG tentu akan terus berjalan. Kemungkinan besar juga akan dilakukan reposisi kegiatan pembangunan agar tidak ada penundaan proses. 

“(tahapan pembangunan) Yang bisa dilakukan dulu akan langsung dilakukan, dan yang belum bisa dilakukan akan dikerjakan belakangan. Intinya, jangan sampai Teras Malioboro 2 sudah dipindah, tetapi di lokasi asalnya tidak ada kegiatan selama bertahun-tahun,” paparnya.

Nama JPG Masih Dalam Pertimbangan

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi mengatakan, nama JPG sendiri sampai saat ini masih dalam pertimbangan. 

BACA JUGA : Pembangunan Tol Jogja-Solo Seksi Klaten hingga Sleman Ditarget Bisa Operasi Penuh Pada Akhir 2025

BACA JUGA : Berdayakan Penyandang Disabilitas, Pemkot Jogja dan Baznas Hadirkan Z Coffee dan Z Chicken

Namun apapun branding-nya ke depan, ia berharap JPG tidak hanya menjadi pusat kunjungan masyarakat, tapi juga menjadi pusat pembelajaran.

“JPG nanti berisi konten representasi transformasi dari masa lalu, menuju masa kini dan masa depan. Starting point-nya dimulai dari era Sri Sultan Hamengku Buwono I. Tentu ada perbedaan materi dengan diorama arsip Jogja di DPAD, Museum Sonobudoyo, ataupun materi pameran di Benteng Vredeburg,” imbuhnya.

Kategori :