Lakukan Kunjungan ke DIY, University of Nottingham Buka Peluang Jajaki Kerja Sama di Bidang Kajian Ilmiah

Rabu 08-01-2025,17:59 WIB
Reporter : Penta Daniel Pratama
Editor : Syamsul Falaq

JOGJA, diswayjogja.id - Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X di dampingi Sekda DIY dan pimpinan OPD terkait,  menerima kunjungan silaturahmi Prof Bagus Putra Mulyadi dari University of Nottingham, Inggris, di ruang Gadri, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, pada Selasa (07/01). 

Dalam pertemuan tersebut dibahas mengenai kajian ilmiah terkait sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan sumbu imajiner yang menjadi identitas Yogyakarta sebagai topik utama.

”Kita bisa semakin menguatkan bahwa ternyata antara saintis dan filosofis itu sangat kuat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Semua hal khususnya tentang sumbu imajiner, sumbu filosofi yang mungkin bagi sebagian banyak orang. Oh ini kebetulan kah? Ternyata semua terjawab ada saintis di balik itu semua.”

Hal ini, diungkapkan oleh Dian Lakhsmi Pratiwi selaku Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY usai audiensi. 

BACA JUGA : Tak Hanya Legiun Asing, PSS Sleman Akan Tambah Amunisi Lewat Pemain Lokal, Ini Daftarnya

BACA JUGA : Dukung Program Nasional Makan Bergizi Gratis, Pemda Yogyakarta Siapkan Anggaran hingga Rp 42 Miliar Rupiah

Identitas Sumbu Filosofi

Dian menjelaskan bahwa, Sumbu Filosofi menjadi identitas dan menjadi jati diri masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Hal tersebut didukung dengan penelitian-penelitian yang semakin bisa menguatkan dan menegakan identitas Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Dengan demikian, jati diri nasionalisme bangsa Indonesia semakin dikuatkan. Dian berpendapat narasi-narasi tersebut sangatlah penting diinformasikan kepada masyarakat bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta atau Pulau Jawa pada umumnya ternyata menjadi salah satu laboratorium ilmu pengetahuan tentang ilmu bumi modern.

”Data-datanya berasal dari Pulau Jawa khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta,” ungkapnya. Hal ini diperkuat dengan teori–teori dan saintis-saintis modern yang telah banyak dikaji salah satunya oleh Prof. Bagus Putra Mulyadi dari University of Nottingham.

BACA JUGA : Ringankan Orang Tua Siswa, Program Makan Bergizi Gratis Dapat Sambutan Positif dari Sekolah di Yogyakarta

BACA JUGA : Sudah 30 Sapi Mati Karena PMK, DPRD Bantul Dorong Penetapan KLB PMK

Kedatangan Para Naturalis

Bagus Mulyadi menyampaikan pada abad ke-18, 19, 20 ketika ilmu bumi pertama kali diciptakan banyak yang belum mengerti bahwa para naturalis pergi ke Pulau Jawa khususnya Yogyakarta. 

Para naturalis tersebut datang ke Yogyakarta untuk belajar banyak tentang vulkanologi, kronostatigrafi dan antroposen.

“Bahwa aksis antara Merapi, Kraton, dan Laut Selatan merupakan manifestasi geologis yang sangat luar biasa. Ada jalur tektonik yang menjembatani aliran magma dari Laut Selatan ke Gunung Merapi, kemudian ejawantah-nya dalam mitos atau mitologi Jawa itu dikenal sebagai Sumbu Filosofi kosmologis Yogyakarta,” jelasnya.

Kategori :