Endang berharap, masyarakat melaporkan segera jika ada anggota keluarga yang mengalami gejala DBD, seperti demam tinggi mendadak, nyeri otot, mual, atau muncul bintik-bintik merah pada kulit. Penanganan dini dianggap sangat penting untuk mencegah komplikasi.
BACA JUGA : Kasus Demam Berdarah di Gunung Kidul Terus Meningkat, 2 Bulan 2024 Capai 220 Warga Terjangkit
BACA JUGA : Sepanjang 2023, Kabupaten Brebes Terdapat 774 Kasus Demam Berdarah, 7 Meninggal
Menurutnya, dengan adanya nyamuk wolbachia sangat membantu pencegahan DBD di Kota Yogyakarta akan tetapi tidak 100 persen. “Ketika DBD tahun ini naik di semua wilayah, Kota Yogyakarta juga ikut naik. Namun dibandingkan dengan wilayah Kota Yogyakarta ada di posisi ke-5 se DIY,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta, Eny Purdiyanti terus menekankan ke masyarakat tentang penerapan PSN.
Sehingga harapannya, pencegahan DBD dapat tertanggulangi. “Jadi kami selalu menekankan untuk melakukan PSN secara mandiri dan kami selalu berkoordinasi dengan pihak RT dan RW,” ungkapnya.
Selain itu, pihaknya berharap, jika memiliki tanda-tanda anak ataupun keluarga menderita DBD maka segera periksakan di fasilitas terdekat. Ia berharap, dengan upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat, angka kasus DBD dapat segera ditekan dan Kota X bebas dari ancaman penyakit yang berbahaya ini.