Gerakan ini sudah mulai dilakukan di wilayah, seperti melakukan pelatihan pembuatan biopori rumah tangga di setiap kelurahan
"Pelatihan dan pembuatan biopori ini melalui para kader bank sampah di tiap-tiap RW," jelasnya.
Sugeng berharap hasil pemeriksaan kinerja yang dilakukan oleh BPK akan memberikan alternatif solusi terkait permasalahan sampah di Kota Yogya.
Rekomendasi Pengelolaan Sampah
Agustin menyatakan rekomendasi pengelolaan sampah juga mencakup penyusunan kebijakan retribusi sampah berkeadilan. Untuk mendukung terwujudnya pengelolaan sampah yang optimal.
Menanggapi hal tersebut Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto menyampaikan, arahan ataupun rekomendasi tersebut secara teknis maupun kebijakan sedang berjalan untuk ditindaklanjuti.
BACA JUGA : 850 Bidang Aset Tanah Pemkab Brebes Sudah Bersertifikat Barang Milik Daerah
BACA JUGA : 3 Pemasang Reklame Ngemplang Pajak Hingga Rp 106 Juta, Bapenda Gandeng Kejari Brebes Untuk Tagih Tunggakan
“Komunikasi dan koordinasi secara intens kami lakukan dengan pemangku kepentingan, bagaimana menyusun peta jalan untuk mewujudkan pengelolaan sampah yang opimal di Kota Yogya. Evaluasi dan perbaikan juga terus kami lakukan untuk menjawab tantangan persoalan sampah,” terangnya.
Senada dengan itu Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya mengatakan, selain mengoptimalkan 690 unit bank sampah yang tersebar di 45 kelurahan serta program 1 KK 1 biopori, ke depan manajemen penggerobak sampah juga akan ditingkatkan.
“Sampah organik dikelola masing-masing rumah tangga, sampah anorganik dikelola bank sampah, sampah residu yang tidak mampu dikelola kemudian dibawa ke depo oleh para penggerobak yang saat ini jumlahnya sekitar lebih dari 300. Ini yang ke depannya secara struktur akan disusun lebih tertata, sehingga peran penggrobak dengan gerobak sampah terpilah di tiap wilayah bisa berjalan optimal,” katanya.