SLEMAN, jogjadisway.id - Polresta Sleman menangani crime total atau jumlah kejahatan yang dilaporkan sebanyak 1.285 kasus kriminal sepanjang tahun 2024. Angka tersebut menurun 5 persen jika dibandingkan pada tahun 2023.
Kapolresta Sleman Kombes Pol. Yuswanto Ardi menjelaskan pihaknya menangani seribu kasus lebih tersebut yang menurun sebanyak 65 kasus, dari tahun sebelumnya yakni 1.350 kasus tindak pidana.
"Untuk crime clearance atau penyelesaiannya mengalami peningkatan 105 kasus dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 872 kasus dengan peningkatan 15 persen," jelas Ardi di Aula Hoegeng Polresta Sleman, Jumat (20/12/2024).
Adi memaparkan kasus yang menjadi tren di kabupaten Sleman sepanjang tahun 2024 yaitu kasus pencurian dengan pemberatan dengan pemberatan, pencurian dengan kekerasan, pencurian kendaraan bermotor.
BACA JUGA : Siagakan 856 Personel Gabungan, Pemkot dan Polresta Yogyakarta Siap Amankan Momen Libur Natal dan Tahun Baru
BACA JUGA : Sita 61 Ribu Butir, Polresta Yogyakarta Tangkap 6 Pecandu Pil Logo 'Y'
"Termasuk tindak pidana penganiayaan yang meningkat sebanyak 27 kasus, yaitu di presentase 12 persen. Sehingga pada tahun ini ada 191 kasus yang dikategorikan sebagai crime index," imbuhnya.
Sepanjang tahun 2024, Polresta Sleman menanagani empat kasus yang paling menonjol dan membuat heboh masyarakat. Pertama, kasus percobaan pembakaran yang dilakukan empat tersangka di salah satu toko batik di Ngemplak, Sleman.
"Tanggal 2 April 2024 lalu terjadi percobaan pembakaran yang pada saat itu kita berhasil melakukan pengungkapan dengan lokasi di salah satu Jalan Kaliurang. Pelaku sudah dilakukan pelimpahan ke kejaksaan," terang Ardi.
Kasus kedua yang paling menonjol dan menghebohkan pecinta bola nasional yaitu dokter gadungan yang bekerja di salah satu klub liga 1 yaitu PSS Sleman.
BACA JUGA : Kasus Kekerasan Seksual Tinggi di Sleman, Pelaku Lansia Pencabulan Remaja Ditangkap Polisi
BACA JUGA : Polda DIY Ungkap Penipuan Pinjaman Uang Rp25 Miliar, Warga Sumedang Rugi Rp2 Miliar
Tersangka EA awalnya diterima di klub sepakbola tersebut pada awal tahun 2020. Beredar dugaan yang bersangkutan bukanlah seorang dokter, akhirnya terungkap EA menggunakan ijazah palsu untuk bekerja di klub tersebut. Bahkan EA sempat direkrut menjadi dokter di tim nasional pada saat itu.
"Mengungkap dokter gadungan yang melibatkan Liga 1. Kasus yang dilaporkan bulan Novemerb 2021, sudah sekitar dua tahun dan kita sudah mengungkapkan dengan modus ijazah palsu memberikan layanan kesehatan," ungkap Ardi.
Kasus ketiga lainnya yang membuat geger warga Sleman yaitu perbuatan cabul sesama jenis dengan tersangka EDW, warga Godean, Sleman.