Menteri PPPA: Pola Asuh Keluarga Penyebab Kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan Meningkat

Sabtu 14-12-2024,09:01 WIB
Reporter : Anam AK
Editor : Syamsul Falaq

YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Choiri Fauzi menyinggung penyebab kekerasan terhadap anak dan perempuan yang semakin tinggi terjadi di Indonesia. 

"Saya melihat salah satu penyebab kenapa kekerasan terhadap anak dan perempuan semakin tinggi, karena pola asuh dalam keluarga," jelas Arifah saat memaparkan program prioritas Kementrian PPPA di Kampung Purbayan, Kotagede, Yogyakarta, Jum'at (13/12/2024). 

Dalam pantauannya ke sejumlah lokasi, Kementrian PPPA melihat sejumlah kasus kekerasan yang menimpa anak-anak juga karena kurangnya pengawasan di sekolah. 

Arifah menyebutkan dalam kunjungan terakhirnya, yaitu di Subang yang terdapat siswa kelas 3 SD meninggal dunia, usai mengalami tindak kekerasan dari kakak kelasnya. 

BACA JUGA : Kunjungan ke Masjid Gede Mataram, Menteri PPPA Arifatul Choiri Fauzi Teringat Study Tour Sekolah

BACA JUGA : Menteri PPPA Arifah Choiri Fauzi Singgung Kasus Residivis Bidan Jual 66 Bayi

Penggunaan gadget pun disinggung Menteri PPPA, pasalnya orang tua tak sepenuhnya memantau apa yang dikerjakan dan dilihat oleh anak saat menggunakan gawai tersebut. 

"Memang penggunaan gadget harus benar-benar diawasi, ini bentuk kperihatinan kita, sehingga kami menentukan tiga prioritas utama kementrian PPPA," jelasnya. 

Menteri PPPA Paparkan Tiga Prioritas Utama Kementrian 

Saat berdialog dengan pelaku wisata di Kampung Purbayan Kotagede, Menteri Arifah menjelaskan tiga program prioritas utamanya yaitu Ruang Bersama Merah Putih, peningkatan fungsi call center SAPA 129, dan kesatuan data gender dan anak berbasis desa.

BACA JUGA : Ciptakan Lingkungan Dukung Tumbuh Kembang Anak, Kementerian PPPA Audit Taman Pintar dan Gajahwong Edupark

BACA JUGA : Audit Ruang Bermain Anak di Yogyakarta, KemenPPPA RI Pastikan Hak Bermain Anak Terpenuhi

Ruang Bersama Merah Putih merupakan sebuah ruang untuk meningkatkan kualitas perempuan dan anak di Indonesia dari berbagai sektor seperti pendidikan, kebiasaan bermain, tingkat gizi dan lain sebagainya. 

Kemudian prioritas kedua, Arifah menjelaskan, perluasan pemanfaatan call center SAPA (Sahabat Perempuan dan Anak) 129 nantinya tidak hanya dapat melayani kasus kekerasan, melainkan menangani permasalahan perempuan dan anak lainnya. 

Sementara Prioritas ketiga yakni percepatan pengembangan Satu Data Gender dan Anak. Hal tersebut merupajan kesatuan data ini dapat dimanfaatkan pemerintah dalam menyusun kebijakan dan program yang tepat sasaran.

Kategori :