JOGJA, diswayjogja.id - Tren penemuan kasus HIV AIDS di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) beberapa tahun terakhir terus mengalami peningkatan.
Hingga saat ini total jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencapai ribuan.
“Tren penemuan tahunan kasus HIV AIDS terus meningkat pasca pandemik Covid-19. Tren angka kejadian HIV/AIDS terus meningkat secara kumulatif dari tahun ke tahun, karena memang pengobatan HIV/AIDS seumur hidup,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, Pembajun Setyaningastutie, Minggu (1/12/2024).
Berdasar data Dinkes DIY pada tahun 2021, ditemukan HIV berjumlah 327 kasus dan AIDS 107 kasus. Pada tahun 2022, ditemukan 830 kasus HIV dan 193 kasus AIDS, serta tahun 2023 terdapat 957 kasus HIV dan 205 kasus AIDS.
BACA JUGA : Demo di Jalan Kusumanegara Ricuh, Kapolresta Yogyakarta terluka
BACA JUGA : Uji Coba Program, 2.000 Paket Makan Bergizi Gratis Diberikan ke Santri di Kompleks Ponpes Ali Maksum Krapyak
“Sedangkan pada tahun 2024 sampai dengan semester pertama, di DIY terdapat 9.195 total penderita HIV dan 2.313 penderita yang masuk dalam kategori AIDS. Tren angka kejadian HIV AIDS terus meningkat secara kumulatif dari tahun ke tahun, karena memang pengobatan HIV/AIDS seumur hidup,” ujar Pembajun.
Data DIY Tahun 2024 semester pertama menunjukkan proporsi penderita didominasi laki-laki sebanyak 5.815 kasus HIV dan 1.558 kasus AIDS, sementara kasus HIV perempuan 2.304 dan 741 kasus AIDS. Sedangkan 76 kasus HIV dan 14 kasus AIDS tidak diketahui jenis kelaminnya.
“Data DIY Tahun 2024 semester pertama menunjukkan, profesi penderita HIV AIDS cukup bervariasi mulai wiraswasta, tenaga non profesional, siswa/mahasiswa, IRT, buruh kasar, pekerja seks, dan sebagian besar tidak menuliskan data pekerjaannya (lain-lain atau tidak diketahui),” jelas Pembajun.
Pembajun menjelaskan pelayanan kesehatan pasien HIV/AIDS terintegerasi dengan sistem JKN/BPJS Kesehatan. Hanya saja obatnya menggunakan obat program pemerintah.
Pengobatan HIV dimulai sesegera mungkin setelah pasien terdiagnosis HIV/AIDS, dilayani pada fasyankes yang khusus melayani HIV/AIDS di DIY yaitu Fasyankes PDP (Pelayanan, Dukungan, dan Pengobatan).
“Untuk pemantauan pengobatan wajib dilakukan pemeriksaan viral load secara rutin setiap satu tahun sekali. Terdapat komunitas yang melakukan pendampingan dan memastikan kepatuhan pengobatan,” ujarnya.
BACA JUGA : Kenalkan Potensi Berbeda, DIY Terus Genjot Potensi Melalui Wellness Tourism dari Budaya Asli Mataram
BACA JUGA : 10.000 Anak menjadi Korban Kekerasan, Kemendikdasmen Ajak Sinergi Multipihak
Pembajun mengatakan, upaya pencegahan HIV/AIDS yang dilaksanakan Dinkes DIY antara lain sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat termasuk remaja.