JOGJA, diswayjogja.id - Ketiga calon Wali Kota dan Wakil Kota Jogja menyampaikan komitmennya untuk menciptakan birokrasi yang bersih tanpa korupsi.
Isu ini turut menjadi salah satu tema pada gelaran debat putaran ketiga yang diinisiasi oleh KPU Kota Jogja pada beberapa waktu lalu.
Calon Wali Kota Jogja nomor urut 1, Heroe Poerwadi menyebut pihaknya tidak akan bermain-main dengan kekuasaan dengan melakukan penyimpangan.
Dia juga berikhtiar untuk bisa menularkan semangat anti korupsi ini kepada bawahannya jika nantinya terpilih sebagai wali kota Jogja.
BACA JUGA : Dinilai Tidak Netral dalam Pilkada 2024, Begini Kata Front Masyarakat Madani Terhadap Bawaslu Sleman
BACA JUGA : Pemkot Yogyakarta Ajak Masyarakat Jaga Ketertiban Selama Masa Tenang, Begini Tujuannya
Di sisi lain, Heroe akan menciptakan wilayah birokrasi bersih dan melayani. “Kami juga harus menciptakan whistle blower semakin banyak, mau menceritakan yang ada di sana. Sistem internal juga harus dikuatkan. Ini bagian dari ikhtiar supaya bisa terawasi dengan baik,” kata Heroe, Sabtu (23/11/2024).
Sementara Wakil Wali Kota Jogja nomor urut 1, Sri Widya Supena mengatakan salah satu alasan yang menjadikannya yakin untuk maju mendampingi Heroe Poerwadi sebagai calon wakil wali kota adalah integritas seorang Heroe Poerwadi yang sudah tidak diragukan lagi.
Di sisi lain, menurutnya korupsi menjadi upaya untuk mencari keuntungan besar dengan cepat, tapi dengan cara yang salah.
Supena mengaku, sebagai seorang pengusaha punya cara lain untuk mencapai tujuan itu dengan cara yang benar.
“Secara logis saya sudah terlanjur tahu caranya mencari uang banyak dan tidak berisiko yaitu dengan bisnis. Sebagai komitmen pribadi saya mau jadi wakil wali kota Pak Heroe karena saya tahu integritasnya Pak Heroe,” ucap dia.
BACA JUGA : Diskominfo Gunungkidul Tambah Bandwidth Internet di 144 Kalurahan Jelang Penyelenggaraan Pilkada 2024
BACA JUGA : Bawaslu Kulon Progo Temukan Pelanggaran Pilkada 2024, Dari Mulai Perusakan APK hingga Kampanye Hitam
Sementara, Calon Wali Kota Jogja nomor urut 2, Hasto Wardoyo menuturkan dia sudah 3 kali mengikuti gelaran Pilkada. Selama ini tidak ada mahar dalam pencalonannya dan tidak ada kepentingan tertentu.
Di sisi lain, Hasto menekankan pentingnya pakta integritas kepada seluruh ASN. Bahkan, saat dia menjabat sebagai Kepala BKKBN, pakta integritas harus ditandangan dengan menggunakan cap jempol darah.