Purwiati menambahkan bahwa tema yang diangkat tahun ini, Berteman Tanpa Tapi, mengajarkan nilai persahabatan tanpa syarat.
“Berteman tanpa tapi punya makna bahwa kita berteman dengan siapa saja tanpa harus menggunakan syarat dan ketentuan yang berlaku atau sengaja diberlakukan. Agar memudahkan pemahaman, kami menempatkan karya-karya seperti alat transportasi kreasi baru, seperti robot, teknologi digital, bahkan alien sebagai contoh teman yang dimaksud,” jelas Purwiati.
Pameran ini memamerkan karya seni rupa 2 dimensi dan 3 dimensi dari 75 peserta, serta karya batik dari 40 peserta, yang merupakan hasil pembelajaran selama sepuluh bulan.
“Peserta kelas seni rupa terbagi ke dalam tiga kelas kecil, yakni mulai dari jenjang usia 5-16 tahun. Secara fisik mereka mempunyai kemampuan motorik dan sensorik serta kecerdasan kognitif yang berbeda, maka ada tiga kelompok umur, usia 5-7 tahun, usia 8-10 tahun, dan usia 11-15 tahun. Metodologi yang diterapkan sangat sederhana, yaitu menciptakan suasana gembira di awal, di tengah proses, dan di akhir sebuah karya seni yang dikerjakan,” lanjutnya.
BACA JUGA : Kepala BNNK Tegal ; Waspada Judi Online Berpotensi Jadi Pintu Penyalahgunaan Narkoba
BACA JUGA : BPBD DIY Bakal Perpanjang Status Siaga Darurat Bencana Hingga 2 Januari 2025
Cabang Seni yang Dipamerkan
Selain seni rupa, kelas batik juga menjadi salah satu cabang seni yang dipamerkan. Dalam kelas ini, anak-anak diperkenalkan pada teknik cetak tangan dan ragam hias tradisional.
“Harapannya adalah dengan belajar batik, mereka akan senang dan mencintai identitas budaya bangsa yang diwariskan nenek moyang kita yang telah menjadi pusaka dunia,” kata Purwiati.
Pameran Seni Rupa dan Batik Art for Children 2024 dapat dikunjungi mulai pukul 11.00 hingga 20.00 di ruang pameran TBY.
Acara ini menjadi puncak perjalanan kreatif anak-anak dan wujud nyata upaya TBY dalam melestarikan seni dan budaya untuk masa depan.