JOGJA, diswayjogja.id - Produksi padi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tahun 2024, diperkirakan sebesar 454,27 ribu ton gabah kering giling (GKG), mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun 2023. Penurunan ini berkaitan dengan menyusutnya luas panen.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, potensi luas panen padi sekitar 97,47 ribu hektare, atau lebih rendah dibandingkan 10,69 ribu hektar pada tahun sebelumnya.
Kepala Badan Pusat Statistik DIY Herum Fajarwati, Rabu (6/11) mengatakan dengan luasan yang turun, maka diperkirakan pula produksi padi 2024 diperkirakan 353,27 ribu ton GKG (Gabah Kering Giling).
Produksi padi 2024 ini, katanya juga lebih rendah dibanding tahun 2023 yang mencapai 534,11 ribu ton.
"Produksi padi DIY pada 2024 ini turun 79,84 ribu ton dibading tahun sebelumnya 2023 sebesar 534,11 ribu ton," kata Herum.
Turunnya produksi padi, imbuhnya juga berdampak pada produksi beras.
BACA JUGA : Ciptakan Ruang Terbuka Hijau Publik, Pemkot Jogja Usulkan Gajahwong Edupark Ikut Standarisasi Audit
BACA JUGA : Junjung Nilai-nilai Inklusivitas, Begini Cara Calon Wali Kota Wujudkan Iklim Inklusivitas di Jogja
Produksi beras pada 2024 untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan sekitar 258,04 ribu ton, mengalami penurunan sebanyak 45,35 ribu ton atau 14,95% dibandingkan produksi beras di 2023 yang sebesar 303,39 ribu ton.
1. Luas Lahan Panen Terjadi Penurunan
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, Herum Fajarwati memaparkan jumlah panen dan produksi pada 2024 terkait perubahan total luas panen, yang diprediksi mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
"Untuk total luas panen padi tahun 2024 diperkirakan mencapai 97,47 hektar. Pada subround I dari Januari-April terjadi penurunan sebesar 7,69 ribu, diikuti penurunan di subround II 2,46 ribu hektar. Namun, subround III menunjukan potensi kenaikan sebesar 1,92 hektar. Secara keseluruhan, luas panen pada tahun 2024 diperkirakan turun sebesar 7,78 persen dibanding tahun 2023", kata Herum dikutip laman Badan Pusat Statistik, Jumat (1/11/2024).
BACA JUGA : KPU Kota Jogja Minta Maaf dan Bakal Ganti Maskot Pilkada 2024 Setelah Dikritik Karena Bias Gender
BACA JUGA : Pemkot Yogyakarta Rilis Aplikasi RS Jogja Mobile dan Jaga Sultan, Bisa untuk Reservasi Klinik
Penurunan luas panen ini terjadi hampir merata di berbagai wilayah, diperkirakan karena pengaruh faktor cuaca dan dinamika pertanian yang mempengaruhi produktivitas di sektor pangan.