BACA JUGA : Peringati Hari Pahlawan Nasional, Bapas Jogja Selenggarakan Lomba Literasi, Antusiasnya Tinggi
Namun, antara gua dan proyek JJLS perlu diberikan jarak aman lantaran ada bagian kecil lorong gua yang mengarah ke luar tebing, menuju rencana bahu JJLS dengan dimensi lebar 5 meter, tinggi 0,4 meter, dan panjang 6 meter ke arah tenggara pada sudut kemiringan 45 derajat.
"Jarak aman atau buffer minimal dua meter dari dinding terluar gua," ujar dia.
3. Miliki Ornamen Gua Terbaik di Gunungkidul
Sementara itu Guru Besar Bidang Ilmu Geomorfologi Fakultas Geografi UGM, Prof Eko Haryono yang terlibat dalam penelitian menyebutkan, temuan gua karst tersebut memiliki ornamen gua terbaik di Kabupaten Gunungkidul.
Gua termasuk tipe freatik yang memiliki ornamen stalaktit dan stalagmit lengkap dan masih aktif, sehingga potensial untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata yang bersifat terbatas.
Meski begitu pembukaan gua untuk wisatawan masih harus didahului dengan penelitian untuk mengukur daya dukung gua.
4. Jarak Aman dari Dinding Terluar
Meski begitu, tim peneliti UGM tetap merekomendasikan adanya jarak aman atau buffer minimal dua meter dari dinding terluar gua untuk mengurangi potensi risiko.
Saptono menambahkan, terdapat bagian kecil lorong gua yang mengarah ke luar tebing dengan ukuran lebar lima meter, tinggi 0,4 meter, dan panjang enam meter.
BACA JUGA : Ingin Bepergian Gunakan Trans Jogja? Simak Jalur dan Rute Lengkapnya Disini
BACA JUGA : Jenang Pasar Ngasem Yu Jumilah, Kuliner Jogja yang Jadi Buruan Banyak Wisatawan
Lorong tersebut mengarah ke rencana bahu JJLS dengan sudut kemiringan 45 derajat ke arah tenggara.
Guru Besar Bidang Ilmu Geomorfologi Fakultas Geografi UGM, Prof. Eko Haryono, yang turut terlibat dalam penelitian ini, menyatakan bahwa gua karst tersebut memiliki ornamen yang sangat indah, bahkan dianggap sebagai yang terbaik di Kabupaten Gunungkidul.
Eko menyebut, gua itu memiliki ornamen stalaktit dan stalagmit yang sangat lengkap dan masih aktif sehingga potensial dikembangkan sebagai destinasi wisata terbatas.
Namun, Eko menegaskan, untuk membuka gua sebagai objek wisata, diperlukan penelitian lanjutan untuk menentukan daya dukung gua.