diswayjogja.com - Badan Gizi Nasional meminta pemerintah kabupaten/kota di DIY menyukseskan program Makan Bergizi Generasi Maju untuk mengatasi stunting hingga pemberdayaan masyarakat.
Deputi Bidang Pengawasan dan Pemantauan Badan Gizi Nasional Badan Gizi Nasional Mayjen Purn. Dadang Hendrayudha di Sleman, DIY, Rabu, mengatakan sudah meminta komandan distrik militer, bagaimana memberdayakan masyarakat bagaimana mendapatkan memberdayakan masyarakat untuk terlibat menyiapkan bahan baku dalam program.
“Kami kerja sama dengan kementerian lain, TNI dan Polri untuk membangun dapur umum untuk program makan bergizi Generasi Maju, sehingga semua terlibat,” kata Deputi Bidang Pengawasan dan Pemantauan Badan Gizi Nasional Badan Gizi Nasional Mayjen Purn. Dadang Hendrayudha dalam uji coba makan bergizi SD Muhammadiyah Ambarketawang.
BACA JUGA : Inisiasi Kota Ramah Anak, Pemkot Yogyakarta Kucurkan Sejumlah Penghargaan di KPAID Award 2024
BACA JUGA : Siap Kucurkan Dana hingga 50 Juta Per Padukuhan, Harda Kiswaya Siap Bangun Sleman Menuju Era Baru
Ia mengatakan, jutaan anak di luar Jawa membutuhkan program makan siang bergizi. Begitu juga keluarga bermanfaat yang memiliki anak membutuhkan program ini.
“Kami saat ini melakukan pembenahan di internal karena Badan Gizi Nasional lembaga non kementerian. Namun, kami berkomitmen menyukseskan program Presiden Prabowo dalam program makan siang bergizi untuk wujudkan Indonesia Emas 2045,” katanya.
Direktur Eksekutif Yayasan Indonesia Food Security Review I Dewa Made Agung mengatakan dampak lain program makan siang bergizi adalah banyaknya pihak yang terlibat dalam pelaksanaan di lapangan.
Ia mengatakan program ini memang bukan program baru. Program ini sudah berjalan di Indonesia sendiri sudah lama memiliki nama yang berbeda-beda, bedanya dengan program makan bergizi gratis yang dilakukan oleh Badan Gizi Nasional adalah menyempurnakan dan program paling inklusif yang ada di Indonesia.
“Semua anak-anak PAUD, TK sampai dengan SMA tidak pilih-pilih kecuali mungkin ada beberapa yang kita harus perhatikan misalnya ada yang alergi itu juga kita harus memperhatikan karena kita harus sesuaikan dengan kondisi anak-anak yang menerima manfaat,” katanya.
BACA JUGA : Audit Ruang Bermain Anak di Yogyakarta, KemenPPPA RI Pastikan Hak Bermain Anak Terpenuhi
BACA JUGA : Pemkot Yogyakarta Rilis Aplikasi RS Jogja Mobile dan Jaga Sultan, Bisa untuk Reservasi Klinik
Made Agung mengatakan untuk menyambut Indonesia Emas 2045 yang tidak kalah penting adalah pendidikan gizi, pendidikan pangan. Indonesia sendiri punya statistik bahwa protein konsumsi yang dikonsumsi oleh masyarakat tergolong rendah.
“Maka dari itu kita tidak bisa bertumbuh hanya pada produk-produk yang memang secara bisnis jadi perlu ada tambahan nutrisi yang mana yang dilengkapi bisa dengan susu. Kita semua tahu bahwa pemenuhan gizi yang baik di usia ini bisa menjadi pondasi untuk mencapai Indonesia Emas 2045,” katanya.
Wakil Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY Suhirman mengatakan data menunjukkan Indonesia masih memiliki tantangan serius dalam masalah gizi. Berdasarkan Survei Gizi Indonesia 2023, angka preferensi stunting pada anak balita Indonesia masih berada pada kisaran 21,6% pada 2022 dan di tahun 2023 sebesar 21,5%.