Upaya Berantas PMK, DPKH Gunungkidul Sebarkan 20 Ribu Lebih Dosis Vaksin ke Seluruh Wilayah Kabupaten

Kamis 07-11-2024,16:21 WIB
Reporter : Penta Daniel Pratama
Editor : Syamsul Falaq

Diketahui, PMK merupakan salah satu jenis penyakit pada hewan ternak yang disebabkan oleh virus bernama Apthovirys. 

Tingkat penularan virus tersebut sangat tinggi, khususnya melalui cairan air liur hewan yang sudah terinfeksi.

Hewan bisa dengan mudah terinfeksi apabila melakukan kontak dengan hewan lain yang sudah terinfeksi, bagian hewan atau benda di sekitar hewan yang sudah terkontaminasi. 

Masa bertahan virus PMK tersebut juga cukup lama, sekitar 1-14 hari.

Masyarakat ataupun peternak dapat dengan mudah mengenali hewan yang sudah terinfeksi virus PMK, diantaranya adanya luka seperti sariawan di rongga mulut, sela-sela kuku kaki, dan ambing susu hewan betina. 

Selain itu, hewan akan mengalami demam apabila sudah terinfeksi, keluar lendir berlebih di mulut, luka, dan produksi susu menurun.

BACA JUGA : Museum Ullen Sentalu Jogja, Penuh Sejarah Panjang Peradaban Mataram, Cek Disini

BACA JUGA : 5 Tempat Belanja Baju Murah di Jogja, Jadi Andalannya Mahasiswa

"Apabila menemukan ternak dengan gejala mulut keluar lendir berlebih atau berbusa, luka di rongga mulut, dan sejenisnya, masyarakat agar segera melaporkan ke Puskeswan terdekat atau ke kami (DPKH)," pungkasnya.

Kenali Gejala PMK pada Hewan

Hewan bisa terinfeksi bila melakukan kontak dengan hewan yang terinfeksi, bagian hewan yang terkontaminasi atau benda yang terkontaminasi seperti peralatan peternakan. 

Virus ini dapat bertahan lama di lingkungan dan bertahan hidup di tulang, kelenjar susu serta produk susu. Masa inkubasinya selama 1-14 hari. 

PMK dapat dikenali dengan adanya luka seperti sariawan di rongga mulut yaitu di gusi dan lidah, sela-sela kuku kaki, dan ambing susu hewan betina. 

Selain itu, hewan yang terinfeksi akan mengalami demam (suhu 39-41 derajat Celcius), keluar lendir berlebihan dari mulut.

Beberapa bahkan mengalami pincang, luka di kaki-kuku, sulit berdiri, gemetaran, nafas cepat, dan produksi susu menurun drastis. 

"Apabila menemukan hewan ternak dengan gejala seperti mulut keluar lendir berlebih atau berbusa, ada luka seperti sariawan di lidah, gusi, kuku kaki, dan ambing, masyarakat/peternak dimohon untuk dilaporkan ke Puskeswan terdekat atau langsung ke kami," tandasnya.

Kategori :