BACA JUGA : Pilkada Gunungkidul 2024 Segera Dilaksanakan, Ini Visi Misi 3 Paslon dengan Profil Singkatnya
Petunjuk Teknis
Kepala Puskesmas Saptosari, dr. Ari Hermawan menuturkan ada beberapa kendala yang menjadi perhatian dalam pelaksanaan program skrining kesehatan gratis pada hari ulang tahun.
Ari mengaku belum ada petunjuk teknis pelaksanaan program tersebut dari Kementerian Kesehatan. Meski begitu, dia akan menjalankan program Kemenkes di tengah keterbatasan sarpas dan sumber saya manusia (SDM).
Ia menjelaskan tenaga kesehatan (nakes) di Kabupaten Gunungkidul terbatas, terutama nakes yang berada di Puskesmas Induk dan Puskesmas Pembantu.
Di Puskesmas Saptosari terdapat tiga dokter dengan satu orang yang merangkap Kepala Puskesmas. Kemudian lima perawat dan enam bidan. Padahal terdapat sekitar 40.000 penduduk di Kapanewon Saptosari.
“Jumlah SDM di Puskesmas Saptosari tentu tidak memenuhi standar kalau diminta melayani 40.000 penduduk,” kata Ari.
Puskesmas Induk rata-rata menangani pasien 150 orang per hari. Jika porgram skrining bergulir, Ari mengaku tidak ada cukup waktu. Paling tidak ada minimal 10 pertanyaan dalam proses skrining.
Dari sepuluh pertanyaan tersebut, satu pasien minimal memerlukan 15 menit. Jika terdapat lima orang, maka memerlukan 75 menit.
Hal ini juga belum mempertimbangkan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium juga memerlukan waktu paling tidak 15 menit per orang.
Ditambah dengan pemeriksaan laboratorium tersebut, maka satu orang perlu 30 menit. Apabila ada lima orang, maka perlu 150 menit atau 2 jam 30 menit.
BACA JUGA : Alkap Telah Tersusun Keanggotaannya, DPRD Gunungkidul Kini Mulai Bahas RAPBD 2025
BACA JUGA : Majukan Sektor Perikanan Gunungkidul Yogyakarta, Pelabuhan Gesing Beri Harapan Baru
Adapun kendala lain yang muncul yaitu pencatatan dan pelaporan hasil skrining menggunakan Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK).
Ari mengungkapkan belum dapat mengoptimalkan aplikasi tersebut, sebab terdapat kendala dalam pelaporan. Sinyal atau jaringan internet juga masih menjadi persoalan lain di Kapanewon Saptosari.
Tambah ari, jumlah SDM dan beban kerja menghambat pelaksanaan skrining tersebut di Puskesmas Pusat. Oleh karena itu, ia menyarankan agar skrining dapat dilakukan di Puskesmas Pembantu dan Posyandu.