diswayjogja.com - Beberapa isu menjadi perhatian pemilih muda di Kota Jogja. Isu tersebut di antaranya biaya pendidikan, Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK) dan sampah.
Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota juga diharapkan mampu menyelesaikan persoalan tentang isu tersebut.
Hal ini didiskusikan dalam Festival Pilkada Jogja 2024 yang dilaksanakan oleh Konsorsium Bijak Pilkada di Aula Asrama Merapi Singgalang, Sabtu (2/11/2024).
Diskusi tersebut melibatkan pemilih mudah dan perwakilan dari pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jogja.
BACA JUGA : Makin Liar dan Tidak Terkontrol, Cawabup Sleman Danang Maharsa Berharap Fenomena Klitih Bisa Segera Berakhir
BACA JUGA : Pendekatan Digital yang Lebih Terarah, Pemkab Sleman Luncurkan Aplikasi Sleman Digital
Kegiatan satu ini diawali dengan menggambar dan menuliskan aspirasi oleh setiap peserta. Selanjutnya perwakilan peserta diminta untuk menceritakan aspirasinya terhadap Pilkada Jogja.
Adapun beberapa isu yang disoroti yaitu di antaranya soal UMK rendah, biaya pendidikan tinggi dan pengelolaan sampah.
Perwakilan pasangan calon nomor urut 1, Valen Stefanus Suseno menjelaskan paslon Heroe-Peno memiliki perhatian khusus pada isu-isu di Jogja yang dituangkan dalam 11 program priptotas dan lima program percepatan.
“Salah satu program yang dicanangkan yakni pemberian 5.000 beasiswa, syaratnya cukup KTP Jogja, kuliah negeri maupun swasta silahkan. Prinsipnya perusahaan, CV, PT, punya standar penerimaan karyawan S1. Ketika bisa kuliah dengan mudah, lulusan S1 meningkat, anak Kota Jogja berpeluang besar dapat pekerjaan layak,” ujarnya.
Program lainnya yaitu menyediakan 6.000 lapangan pekerjaan. Ia menceritakan di masa Heroe Poerwadi menjabat Wakil Wali Kota, beberapa kali pernah menyelenggarakan job fair dengan ribuan lowongan kerja.
Selain itu, Heroe juga mencetuskan Jogja Smart Service (JSS) yang dapat mempermudah akses informasi.
BACA JUGA : Akan Dibangun di Atas Tanah Kraton, Sebagian TPR Wisata Baru Bantul Dibangun Semi Permanen
BACA JUGA : Peringati HUT ke-53 Korpri, ASN dan Pegawai Mengikuti Korpri DIY Fun Run & Walk
“Lalu soal sampah, Kota Jogja menghasilkan 300 ton per hari. Prinsipnya, orang ga usah bingung buang sampah. Ada solusi jangka pendek, menengah, panjang. Jangka pendek dan menengah dengan pemilahan sampah. Masyarakat diberi insentif ketika melakukan pemilahan, kalau tidak melakukan ada konsekuensinya,” katanya.