Kemudian perwakilan pasangan calon nomor urut 3, Puspita Wijayanti menyampaikan UMK rendah tidak lepas dari faktor struktur industri dan ekonomi.
Ketika Kota Jogja menggantungkan hampir 100% ekonominya pada sektor pariwisata, maka kebanyakan pekerjaan yang tersedia yakni informal.
“Upah pekerja informal lebih kecil dibanding pekerja formal. Biaya hidup juga mempengaruhi. Makan di Jogja lebih murah daripada di Jawa Tengah, maka akan memengaruhi inflansi. Ketiga, lapangan pekerjaan dengan gaji tinggi ga banyak, akhirnya banyak lulusan universitas over qualified. Akhirnya apa yang ada diterima saja karena kurangnya lapangan kerjaan yang sesuai,” katanya.
Untuk mendorong pendapatan yang lebih besar bagi masyarakat Jogja, maka pasangan calon Afnan-Singgih mendorong investasi sektor berpotensi tinggi, seperti ekonomi kreatif, teknologi, ekonomi digital dan sebagainya.
BACA JUGA : Yaptari Bantul Terbitkan Majalah Berisi Beberapa Harapan Terkait Calon Pimpinan Bantul
BACA JUGA : DLH Bantul Terus Lakukan Uji Coba Jelang Launching Operasional TPST Modalan
“Kami ikut pasar. Pengembangan ekonomi kreatif penting, bisa meningkatkan UMK karena ekonomi kreatif menyumbangkan 20 persen PDB [Produk Domestik Bruto],” ungkapnya.
Dalam kegiatan ini sayangnya perwakilan dari pasangan calon nomor urut 2 tidak hadir. Koordinator Konsorsium Bijak Pilkada Jogja, Rayhan Fasya Firdaus menuturkan melalui Festival Pilkada Jogja 2024, pihaknya menciptakan ruang interaksi yang inklusif antara calon kepala daerah dan pemuda Jogja.
“Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan gagasan, visi dan misi dari para calon kepala daerah secara langsung kepada generasi muda, yang merupakan mayoritas pemilih pada Pilkada 2024. Festival ini juga diharapkan menjadi sarana bagi para pemuda untuk menyampaikan aspirasi mereka, sehingga terbentuk dialog yang transparan dan partisipatif,” kata dia.