Komunikasi Efektif Jadi Kunci Keberhasilan Revitalisasi Pasar

Kamis 24-10-2024,07:07 WIB
Reporter : Zulfa Atiqoh
Editor : Syamsul Falaq

diswayjogja.com - Pemkot Yogyakarta sudah terima studi lapangan dari Pemkab Bengkulu Utara. Rombongan itu dipimpin Penjabat Bupati Bengkulu Utara yakni Andi Muhammad Yusuf dan diterima Penjabat Wali Kota Yogyakarta yakni Sugeng Purwanto secara langsung bertempat di Ruang Yudistira tepatnya di Kompleks Balai Kota Yogyakarta, pada hari Kamis (10/10).

Andi Muhammad Yusuf mengatakan bahwa kunjungannya di Kota Yogyakarta mau belajar bagaimana cara Pemkot Yogyakarta melakukan tahapan pemanfaatan bangunan pasar usai selesai dibangun, yaitu mulai dari Penempatan hingga Pengelolaan Pasar.

“Pasar Purwodadi yang sebagai pasar rakyat Kabupaten Bengkulu Utara sudah mengalami kebakaran pada bulan April tahun 2021, dan mulai bulan Desember 2023 sampai dengan dibangun oleh Kementerian PUPR lalu selesai Desember 2024. Kami mau melihat upaya Kota Yogyakarta dalam mengelola pasar,” tutur Andi.

Sugeng Purwanto menyampaikan bahwa dalam menghadapi revitalisasi pasar perlu rencana yang matang dan juga keterlibatan aktif dari berbagai macam pihak, termasuk juga pengelola, pedagang, serta masyarakat luas. Kunci sukses menghadapi proses ini salah satunya yaitu dengan memakai komunikasi efektif.

BACA JUGA : PPP Gesing Diresmikan, Siap Suplai 5.000 Ton Ikan Per Tahun

BACA JUGA : Akses Pasar Modal Yang Mudah Tingkatkan Daya Saing UMKM Di Yogyakarta

“Pada tiap tahap revitalisasi, komunikasi memiliki peran yang penting guna memastikan kalau seluruh pihak punya pemahaman yang sama terkait dengan manfaat, tujuan, dan dampak yang kemungkinan akan muncul. Komunikasi yang transparan dan juga terbuka bisa meminimalkan terjadinya kesalahpahaman dan bisa menciptakan hubungan antara pihak pengelola pasar dengan para pedagang yang terdampak agar lebih harmonis,” ujar Sugeng.

Sementara, Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, yakni Veronica Ambar Ismuwardani menyampaikan bahwa Pemkot Yogyakarta sudah melakukan revitalisasi Pasar Prawirotaman yang dimulai pada tahun 2019, kemudian selesai di tahun 2020. Pihaknya menyebut bahwa peran dari pemerintah sangat krusial pada proses revitalisasi pasar, terutama di tahap pasca-revitalisasi, yang mana tantangan implementasinya sudah mulai nyata.

“Ada 3 aspek yang penting yang butuh pengelolaan dan perhatian dari pemerintah, yaitu  manajemen operasional, manajemen building, dan manajemen sosial. Ketiga hal tersebut bukan cuma penting guna menjaga kelangsungan pasar, tapi juga jadi sebuah tanggung jawab utama dari pemerintah agar dapat dipastikan kalau revitalisasi tak hanya sekedar transformasi fisik, tapi juga bisa berkelanjutan dari segi sosial, lingkungan, dan ekonomi.” jelas Ambar.

BACA JUGA : Pemkab Sleman Menilai Data Stunting Miliknya Lebih Valid

BACA JUGA : Pemkab Beri Apresiasi Pada Petani Milenial Di Sleman Karena Rajin Memanfaatkan Teknolgi Modern

Manajemen operasional meliputi pengelolaan kegiatan yang ada di pasar sehari-hari, manajemen building (pengelolaan bangunan fisik pasar) jadi tanggung jawab dari pemerintah dalam menjaga infrastruktur yang sudah direvitalisasi, manajemen sosial fokus di aktivitas pedagang, keterlibatan komunitas sekitar,   termasuk juga RT dan RW, serta pengelolaan lingkungan pasar . Interaksi antara warga dengan pedagang yang ada di sekitar pasar harus tetap kondusif dan juga harmonis.

Ambar menegaskan, penempatan pedagang dalam pasar yang baru saja direvitalisasi tak dapat dilakukan di seluruh wilayah dengan cara yang seragam. Tiap daerah punya karakteristik ekonimi, budaya, dan sosial yang beda, sehingga dilakukannya pendekatan yang sama kemungkinan tidak akan selalu efektif. Perbedaan tersebut meliputi pola interaksi antara  tata letak pasar yang sesuai kebutuhan lokal, pedagang dengan konsumen, dan jenis barang dagangan.

“Komunikasi yang efektif jadi sebuah kunci dalam penentuan strategi yang tepat guna mengelola penempatan pedagang supaya bisa berjalan lancar dan  tidak timbul gesekan. Dengan lewat komunikasi yang efektif, membuat para pengelola pasar bisa mengakomodasi perbedaan karakteristik pada tiap daerah, membuat penempatan yang lebih adil dan juga sesuai kondisi lokal. Pendekatan tersebut tak hanya membuat proses penempatan jadi lancar, tapi juga dapat membantu menjaga kerukunan sosial antara pemerintah, pedagang, dan juga masyarakat,” ungkap Ambar.

BACA JUGA : Ratusan Tenaga Kerja Di Sleman Kena PHK Hingga Oktober 2024

BACA JUGA : Keterlibatan Masyarakat Lokal Memperkuat Ekonomi Kreatif Di Yogyakarta

Pihaknya juga mengatakan, kalau Pasar Prawirotaman saat ini telah menerima beberapa penghargaan antara lain yaitu pasar yang bersertifikat SNI 8152:2021. Sertifikat tersebut didapat dengan cara mandiri dan sudah dilakukan audit surveillance tahun 2024 tanpa ada temuan. Pasar tertib ukur tahun 2022, pasar pangan aman yang berbasis komunitas pada tahun 2023 dan pasar pangan aman segar mendapat juara 2 nasional pada tahun 2023.

Kategori :