Karenanya, para pemilik warung, kata pemilik warung seafood Salsabila itu, tidak bisa berbuat apa-apa ketika melihat warungnya terkena abrasi.
Menurut Dardi, fenomena abrasi sejatinya bukan hal yang baru. Sebab, sering terjadi di Pantai Depok.
BACA JUGA : Reputasi Bagus Banyak Pilihan Prodi, Berikut 5 Universitas Swasta Jogja Dengan Biaya Terjangkau
Hal ini pula, kata Dardi, membuat para pemilik warung sudah sangat memahami dan menyadari risiko adanya abrasi.
"Jadi mereka sudah tahu risikonya, termasuk kerugian yang dihadapi jika terkena abrasi," ucapnya.
Solusi dari Pemkab Bantul
Atas fenomena abrasi tersebut, dia mengaku jika Pemkab Bantul tidak dapat berbuat banyak lantaran sedimen dari aliran sungai yang mengarah ke pantai sudah berkurang.
"Sejauh ini, kami juga sudah seringkali menyampaikan sosialisasi terkait abrasi kepada masyarakat sekitar. Harapannya ini bisa jadi mitigasi atas fenomena ini," pungkasnya.
Apa itu Abrasi?
Abrasi sendiri adalah proses alam yang lebih sering terjadi di daerah pesisir pantai dengan ciri berupa pengikisan tanah akibat ombak dan arus laut yang terus rusak.
Fenomena Abrasi ini juga dikenal dengan nama lain yaitu erosi pantai.
BACA JUGA : Keren, Ratusan Pelayang Unjuk Ekspresi Seni dan Kemahiran di Jogja International Kite Festival
Abrasi pada pantai ini tentunya bisa disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:
- Pasang surut air laut
- Gelombang laut yang kuat
- Keseimbangan alam yang terganggu
- Ulah manusia
Dampak Buruk Abrasi Pantai
Terjadinya abrasi ini juga memberikan dampak, diantaranya:
1. Habitat Flora dan Fauna Perlahan Menghilang
Jika abrasi terjadi dalam waktu yang cukup lama, maka perlahan-lahan habitat flora dan fauna laut akan menghilang.
Hilangnya habitat flora dan fauna laut membuat sumber daya laut menjadi berkurang juga, sehingga penduduk sekitar akan sulit merasakan manfaat sumber daya laut.