Anggota Forum Anak Tegal Bahari Isi Form Strengths and Difficulties Questionnaires

Senin 08-07-2024,11:35 WIB
Reporter : K. Anam Syahmadani
Editor : M. Fatkhurohman

TEGAL, DISWAYJOGJA - Setelah Forum Group Discussion (FGD) Pengisian Form Strengths and Difficulties Questionnaires (SDQ) oleh Tim Gerakan Pemberdayaan Forum Anak Tegal Bahari (Gardan Fantri), tahapan Rencana Proyek Perubahan Gardan Fantri Menuju Kota Layak Anak berlanjut ke Pendataan Status Mental Menggunakan Form SDQ yang diisi anggota Fantri, Kamis, 20 Juni 2024.

Gardan Fantri Menuju Kota Layak Anak merupakan Rencana Proyek Perubahan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP2PA) Kota Tegal dr Rofiqoh MM untuk Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan IV Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Jawa Tengah 2024.

BACA JUGA:Ironi, Anak Sekolah di Kota Tegal Keracunan Judi Online

Kepala DPPKBP2PA Kota Tegal dr Rofiqoh MM mengatakan, Form SDQ yang diisi anggota Fantri terdiri dari 25 pertanyaan dengan tiga pilihan jawaban yaitu tidak benar, agak benar, dan selalu benar. Pertanyaannya di antaranya seperti dapat mempedulikan perasaan orang lain, memiliki perhatian yang baik terhadap apapun, serta mampu menyelesaikan pekerjaan rumah sampai selesai.

Adapun interpretasi dan kesimpulan pemeriksaan SDQ dibagi berdasarkan Skor Kekuatan dan Skor Kesulitan. Pada Skor Kesulitan, terdapat kriteria penilaian berdasarkan gejala emosional, masalah perilaku, hiperaktivitas dan masalah teman sebaya. Dalam Pengisian Form SDQ, Tim Efektif dan Tim Gardan Fantri mendampingi dan memandu.

Pengisian Form SDQ menjadi fokus dalam mengatasi rasa kurang percaya diri pada anak dalam menyampaikan ide dan gagasan untuk pembangunan daerah. Ini diharapkan mampu mendeteksi kesulitan anak dan mencari solusi agar mereka dapat ikut berperan aktif dan berkontribusi lebih baik dalam proses pembangunan di Kota Bahari.

Selanjutnya, menurut dr Rofiqoh, Form SDQ akan dikoreksi Tim Gardan Fantri yang sehari sebelumnya telah mengikuti FGD Pengisian Form SDQ. Hasil koreksi dengan tingkat borderline akan mendapat atensi dari tim dan ditangani secara sederhana melalui Dinas Kesehatan dan Puskesmas.

”Kami melibatkan petugas kesehatan jiwa yang diarahkan ke psikolog, guru bimbingan konseling, dan guru agama untuk memberikan bimbingan kepada para siswa,” kata dr Rofiqoh. Dari sekitar 150 anggota Fantri akan diambil hasil koreksi

25 anak untuk dijadikan pilot project, yang kesemuanya merupakan warga dari satu kecamatan yang sama. Psikolog Klinis Madya RSUD Kardinah Ana Dani Andrianti SPsi PSI dalam materinya menjelaskan, SDQ atau Kuesioner Kekuatan dan Kesulitan adalah sebuah instrument skrining perilaku singkat untuk anak dan remaja yang memberikan gambaran singkat dari perilaku yang berfokus pada kekuatan dan kesulitan mereka.

BACA JUGA:Isi Liburan tanpa Gadget, Anak-anak Jadi Buruh Rogolan Bawang Merah

Kuesioner Kekuatan dan Kesulitan adalah alat ukur atau skala psikologi, terdiri dari 25 item dengan lima dimensi yang akan diukur. Yaitu prososial, hiperaktif, masalah emosi, perilaku serta hubungan teman sebaya. Tujuan skala kuesioner ini mengetahui masalah yang berhubungan dengan emosional dan perilaku pada anak-anak dan remaja dan mengetahui tingkat kesiapan belajar pada anak.

Lebih lanjut dipaparkan, SDQ memiliki dua bagian yaitu Bidang Kesulitan terdiri dari emosional problem, conduct problem, hyperactivity inattention, peer problem.

Sedang Bidang Kekuatan Positif yaitu perilaku pro-sosial. “Ada skor dampak untuk membantu dalam prediksi masalah kesehatan emosional,” ungkap Andri yang merupakan bagian dari Tim Gardan Fantri. (*) 

Kategori :