DISWAYJOGJA - Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY merilis pemutaran lima film pendek yang didanai Dana Keistimewaan (Danais) di Empire XXI, Jalan Urip Sumoharjo No 104, Klitren, Gondokusuman, Jumat, 26 April. Lima film pendek yang dirilis tersebut dinilai layak masuk dalam kancah industri perfilman nasional hingga internasional.
Adapun lima film pendek itu di antaranya, dua kategori dokumenter berjudul Lampahing Cakra dan Dolanan Kota. Tiga film pendek lainnya dengan kategori fiksi berjudul Bakmi Kangen Rasa, Mancing Mayit dan Suintrah. BACA JUGA:Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat, Pemda DIY Gelontorkan BKK Danais Rp1,42 Triliun Kepala Disbud DIY Dian Lakshmi Pratiwi menyampaikan, pendanaan dan pendampingan film pendek ini merupakan bukti komitmen Disbud DIY membina dan memfasilitasi kepada film maker yang ada di DIY. Rangkaian agenda rutin tahunan ini telah berhasil menelurkan 120 film fiksi dan dokumenter hingga 2023. Setiap film yang lolos kurasi mendapatkan pendanaan sebesar Rp180 juta. ”Kami berharap dengan ekosistem yang semakin baik dan berkembang, sub elemennya akan tumbuh dan berkembang. Salah satu kontribusi terbesar ketika ekosistem ini berjalan baik, maka akan muncul film-film hebat. Dengan demikian, dapat memajukan kebudayaan dan peradaban khususnya di DIY maupun di Tanah Air,” katanya di sela-sela Gala Premier Film Disbud DIY di Empire XXI, Jumat sore, 26 April. Dian mengatakan, tematik-tematik yang disuguhkan bersama dalam kompetisi film pendek ini akan semakin melahirkan kesadaran, kepedulian bahkan perhatian para insan film untuk mengangkat kebudayaan lebih luas dan kreatif. Dengan demikian, akan semakin menguatkan identitas dan karakter DIY. Menurut Dian, setidaknya puluhan proposal film masuk dalam Kompetisi Pendanaan Pembuatan Film Yogyakarta 2023. Terdapat beberapa proses seleksi dari administrasi, pitching, serta one on one meeting. Setelah lolos penjaringan, sineas akan mendapatkan pendampingan dari supervisor. BACA JUGA:Sri Sultan Dorong Produksi Film RA Kartini, Teguhkan Identitas Pendidikan di DIY ”Usai seleksi, lima film terpilih akan dikurasi dan diberi pendampingan agar isu dan kualitas film hasil karya sineas DIY semakin meningkat. Mereka diberi tantangan mengolah tema kebudayaan menjadi lebih update, menarik, dan mungkin belum pernah ada,” ujar Dian. Produser Dolanan Kota, Tafsyiatun Rohanah mengatakan, filmnya mengangkat lika liku perjuangan penjual mainan tradisional anak asal Gunungkidul yang hampir punah. Film tersebut mengajak semua pihak ikut terlibat dan berpikir melestarikan mainan tradisonal, sebelum punah, hilang atau diklaim negara lain. BACA JUGA:5 Ulasan Kamera Fujifilm X-T100: Menggenggam Kreativitas dalam Gaya ”Kami membuat film tentang warisan kuliner di DIY, yaitu Bakmi Jawa. Berbeda dengan warisan bentuk lain, warisan kuliner cukup susah untuk bisa sama persis dengan aslinya. Beda tangan, beda rasa pula. Terlebih perlu penyesuaian dengan perkembangan zaman,” ungkapnya.Dia berharap, cerita filmmya itu dapat bermanfaat bagi banyak orang. ”Semoga film yang kami buat dapat bermanfaat bagi masyarakat luas," kata Produser film Bakmi Kangen Rasa, Dafros Sagita. (*)