TEGAL, DISWAYJOGJA - Galeri Petik yang berlokasi di Desa Tegalandong, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal tak hanya melakukan produksi batik. Namun, di Galeri Petik itu juga melakukan edukasi kepada para pelajar tentang budaya lokal khas Tegal.
BACA JUGA:Aset Berharga Bisa Disita! Perhatikan 4 Resiko Jika Kamu Mengabaikan Surat Somasi Pinjol Kamis (14/12/2023) pagi tampak ratusan siswa sekolah negeri (SDN) 2 Srengseng, Kecamatan Pagerbarang mendatangi Galeri Petik. Mereka datang untuk mengikuti outing class belajar batik tulis dan wayang di galeri yang berlokasi di Desa Tegalandong, Kecamatan Lebaksiu. BACA JUGA:Segera Amankan Datamu dari Para Hacker? Inilah 3 Cara Menghapus Data Diri Pinjol dengan Mudah Para siswa-siswi SD pun langsung disambut hangat oleh pemilik Galeri Petik, sekaligus pelatih membatik yang bernama Nur Anisa Amini. Di hadapan siswa, Anisa mengenalkan batik dan mempraktikan cara membatik. Khususnya tentang batik tulis yang menjadi ciri khas Kabupaten Tegal. BACA JUGA:Vivo Y36i: Smartphone Stylish dengan Peforma Tangguh dan Daya Tahan Baterai yang Handal! ”Kegiatan praktik membatik ini sangat penting karena ini adalah pengenalan dini tentang budaya lokal yaitu batik tulis khas Tegal,” kata Anisa.Tak hanya itu, Anisa juga menyampaikan tentang sentar produksi batik dan motif batik khas Tegal. Dimana jumlah motif batik di Kabupaten Tegal sangat membanggakan. Sebab, jumlahnya mencapai ratusan. Hal ita ia sampaikan agar para siswa dapat mencintai batik ciri khas daerah sendiri. BACA JUGA:Kurang Waspada, Pemilik Counter di Jl Jenderal Sudirman Brebes Tewas Tertemper Kereta Api Argo Sindoro ”Ada 639 motif batik klasik khas Tegal yang membanggakan. Ini tentunya bisa menjadi motivasi anak-anak untuk mencintai batik Tegal,” ungkapnya di hadapan para siswa yang didampingi Kepala SDN 2 Srengseng Roitah. BACA JUGA:KPU Brebes Gandeng Awak Media, Dongkrak Partisipasi Pemilih Pemilu 2024 Dia mengaku batik khas Tegal harus dikenalkan sejak dini kepada anak-anak. Tidak hanya cara membatik, tetapi juga harus dikenalkan tentang hanga batik tulis yang dikenal lebih mahal disbanding batik cap. Tak hanya batik khas Tegal yang dikenalkan dan ditanamkan pemahaman sejak dini kepada anak. Dalam kesempatan itu, Anisa juga mengenalkan wayang kulit Pandawa dan Kurawa kepada para siswa yang tampak antusias. ”Kami juga mengengenalkan wayang kulit Pandawa dan Kurawa dengan masing-masing karakternya,” ujar Anisa. BACA JUGA:Vivo Y36i: Smartphone Stylish dengan Peforma Tangguh dan Daya Tahan Baterai yang Handal! Menurut Anisa, hakikatnya wayang kulit adalah pertarungan antara yang bathil dan hak dan sejak dahulu wayang kulit adalah sarana dakwah. Dalam sesi pengenalan wayang kulit, anak-anak tampak terkesan. Sebab, dalam kesempatan itu, sejumlah anak-anak ada yang mengatakan bahwa bukan saja Naruto yang seru. ”Mereka sangat antusias, karena baru kali pertama membatik. Semuanya bisa berinteraksi,” ujarnya.
Diketahui, kehadiran anak-anak SD ke Galeri Petik itu merupakan kegiatan dalam rangka mengangkat kearifan lokal yang ada dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Dimana dalam Kurikulul Merdeka P5 adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila.
BACA JUGA:Hilangkan Nyawa Warga Slawi, Penjaga Malam Pasar Randugunting Bakal Dijerat 2 Pasal
Dalam kesempatan itu, Kepala SDN 2 Srengseng Roitah berharap, kegiatan pengenalan batik tulis tegal dan wayang kulit menjadikan pelajaran yang bermanfaat untuk siswa. Dia juga berharap, kegiatan pelaksanaan P5 tersebut dapat dipraktikan di sekolah.”Yang mengikuti ada 167 siswa, dari kelas 1 hingga kelas 6,” ungkapnya. ”Kami datang ke sini karena ada pakarnya dan komplit,” imbuhnya. (*)