Tirakatan HPKN 2024 Dibuka Penampilan Opera Janur Kuning, Ditutup Wayang Kulit

Tirakatan HPKN 2024 Dibuka Penampilan Opera Janur Kuning, Ditutup Wayang Kulit

opera Janur Kuning tampil memukau saat Tirakatan HKPN 2024-DOK.-

DISWAYJOGJA - Tirakatan HPKN 2024 di Monumen Serangan Umum 1 Maret, Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta dibuka dengan penampilan memukau dari opera ‘Janur Kuning’. Opera tersebut menggambarkan peristiwa bersejarah Serangan Umum 1 Maret 1949.

Persembahan Sanggar Kancil Art yang disutradarai oleh Tri Anggoro menunjukkan peristiwa saat Belanda mengklaim bahwa Indonesia sudah tidak ada, yang membuat Sri Sultan Hamengku Buwono IX bergagasan digdaya.

Bersama Panglima Soedirman dan Letkol Soeharto, juga tentara Indonesia dan rakyat Yogyakarta, mereka saling bahu membahu untuk sebuah aksi pertempuran yang akan memberi tahu dunia bahwa Indonesia masih ada dan tetap merdeka.

BACA JUGA:Yogyakarta Royal Orchestra Siap Konser dalam HPKN di Jakarta, Hadirkan 10 Repertoar Lagu Perjuangan

Pagelaran tersebut kemudian dilanjutkan dengan doa bersama dan pemotongan tumpeng yang dilakukan Wakil Gubernur DIY didampingi Sekretaris Disbud DIY. 

Sementara, pertunjukkan wayang kulit lakon Anoman Duto menjadi penutup kegiatan tirakatan ini. Dimana secara simbolis, Sri Paduka menyerahkan tokoh wayang Anoman kepada Ki Dalang Tomaskumoro, sebelum pertunjukkan wayang kulit dimulai.


pertunjukkan wayang kulit lakon Anoman Duto menjadi penutup kegiatan tirakatan HKPN -DOK.-

Saat dijumpai usai tirakatan tersebut, sebagai generasi muda, salah satu siswa SMA 9 Yogyakarta Muhammad Sheva menyampaikan, generasi muda saat ini harus bisa memperbaiki kembali penghayatan terhadap perjuangan-perjuangan para pahlawan. 

“Karena ternyata, kita lebih sering melupakan pahlawan dari pada mengenangnya. Mengenangnya pun bahkan dalam upacara, kayak upacara di sekolah-sekolah, di SMA maupun di SMP, kadang dijalankan ya cuma formalitas saja. Jadi mungkin secara rasanya masih perlu diperbaiki,” ujar Sheva.

BACA JUGA:Gaungkan HPKN 2024, Pemda DIY Akan Tampilkan Yogyakarta Royal Orchestra di Jakarta

Menurut Sheva, sejarah sebagai ingatan kolektif masyarakat Indonesia harus tetap dijaga dan dirawat. Hal ini harus ditanamkan kepada para generasi muda. 

”Kita sebagai generasi muda harus bisa saling memberikan pemahaman ke teman-teman yang lain, baik langsung maupun tidak langsung. Dimana kedaulatan ini merupakan sebuah harta bagi kita sebagai warga Indonesia. Harus dijaga dan harus tetap dirawat,” ucap Sheva. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: